Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) meminta masyarakat tidak panik dengan beredarnya uang palsu dari kasus sindikat UIN Alauddin Makassar. Polisi memastikan telah menarik peredaran uang palsu yang diproduksi dari dalam kampus tersebut.
"Kami sampaikan kepada masyarakat sekitar Gowa, tidak usah khawatir, karena dari hasil pemeriksaan, uang yang sudah beredar pun kita tarik semua," kata Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan saat konferensi pers di Mapolres Gowa, Kamis (19/12/2024).
Yudhiawan mengaku sudah mengidentifikasi lokasi tempat beredarnya uang palsu. Hal itu terungkap dari hasil pemeriksaan terhadap 17 pelaku yang telah ditetapkan sebagai tersangka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi tempat-tempat tertentu dari para tersangka ini mengedarkan, sudah kita tarik. Jadi tidak usah panik, tidak usah ragu-ragu," tegasnya.
Pihaknya juga bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) dalam mengungkap kasus ini. Polisi masih memburu 3 pelaku lain yang sudah ditetapkan sebagai daftar pencarian orang (DPO).
"Ada juga yang DPO juga, tapi mudah-mudahan mohon doa restunya semua dari hasil keterangan mereka (17 tersangka) ini, DPO ini juga akan kami tangkap," beber Yudhiawan.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Sulsel Rizki Ernadi Wimanda mengapresiasi kinerja aparat kepolisian yang membongkar kasus ini. Dia menegaskan aktivitas yang dilakukan tersangka melanggar Undang-Undang Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.
"Jadi uang palsu yang ditemukan di sini ini seperti gunung es, permukaannya saja tetapi yang beredar mungkin sudah banyak, kita tidak tahu," ucap Rizki.
"Jadi kalau ada masyarakat atau organisasi tertentu yang mencetak, apalagi mengedarkan uang selain yang dicetak oleh Bank Indonesia, itu adalah tindakan kriminal," tambahnya.
BI Ungkap Ciri-ciri Uang Asli
Rizki mengaku uang palsu yang dicetak tersangka secara kasat mata sulit dikenali. Dia lantas mengungkap ciri-ciri uang asli yang bisa dikenali oleh masyarakat.
"Bank Indonesia untuk memastikan uangnya itu berkualitas maka ada di pecahan Rp 100 ribu ini, ada 11 atau lebih dari 10 security features (fitur pengaman) yang ada, selain ada bahannya yang khusus," tuturnya.
Uang asli dilengkapi benang pengaman, tanda air (watermark) dan ornamen (electroype). Selain itu uang asli yang dicetak memiliki permukaan yang kasar atau intagrio dan gambar saling mengisi jika diterawang atau rectoverso.
"Ada multicolour latent image, nah ini paling susah dipalsukan. Kemudian ada latent image (gambar tersembunyi), blind code (kode tunanetra), kemudian ada colour shifting ini juga susah dipalsukan, ada UV feather," ucap Rizki.
"Tapi ada satu lagi microtext. Jadi tulisannya kecil-kecil sekali jadi dan itu sangat susah dipalsukan. Selain juga dengan nomor seri yang satu sama lain pasti beda," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, polisi menetapkan 17 tersangka kasus sindikat uang palsu di UIN Alauddin Makassar. Mereka masing-masing berinisial AI, MN, KA, IR, MS, JBP, AA, SAR, SU, AK, IL, SM, MS, SR, SW, NM, RM.
Salah satu tersangka merupakan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar Andi Ibrahim (AI). Oknum pejabat kampus itu disebut sebagai otak atau dalang pencetakan dan peredaran uang palsu.
(asm/asm)