Ortu Ponpes di Maros Pulangkan Anak Buntut Kasus Guru Lecehkan Santri

Ortu Ponpes di Maros Pulangkan Anak Buntut Kasus Guru Lecehkan Santri

Tim detikSulsel - detikSulsel
Jumat, 06 Des 2024 08:30 WIB
Hand of prisoner grabbed the metal  fence in black and white
Ilustrasi. Foto: Thinkstock
Maros -

Kasus dugaan pelecehan seksual 20 santriwati oleh oknum guru salah satu pondok pesantren (ponpes) di Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), membuat sejumlah korban trauma. Orang tua santri yang khawatir pun memilih membawa pulang anaknya untuk sementara.

Diketahui, kasus ini terungkap setelah orang tua seorang santriwati berusia 13 tahun melaporkan perbuatan oknum guru berinisial AH (20) ke polisi pada Senin (2/12). Belakangan, terungkap jika ada 20 santriwati yang diduga menjadi korban pelecehan oknum gurunya.

Kanit PPA Satreskrim Polres Maros Ipda Rahmatia mengatakan orang tua korban kini telah menjemput anaknya lantaran mengalami trauma. Begitu pula dengan orang tua santri lainnya yang turut khawatir atas kasus ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu anak-anak diambil sama orang tuanya karena ada yang trauma. Orang tua yang takut walau bukan jadi korban dia ambil. Korban ada dari Makassar dan ada juga dari Maros," ujar Rahmatia kepada wartawan, Rabu (4/12/2024).

Meski begitu, Rahmatia menyebut proses belajar mengajar di ponpes tetap berjalan untuk santri lain yang masih bertahan. Sebab para santri dijadwalkan akan mengikuti ujian pada Sabtu (7/12).

ADVERTISEMENT

"Tapi besok (Sabtu) harus masuk karena mau ujian, karena hari Sabtu mereka mau ujian," bebernya.

Modus Oknum Guru Lecehkan Santriwati

Berdasarkan pengakuan santriwati ke orang tuanya, dia awalnya menemui sang guru untuk menyetor hafalan Al-Qur'an. Saat itulah terlapor diduga melancarkan aksi bejatnya.

"Modusnya dengan cara mengumpulkan hafalan, jadi setiap siswa itu dipanggil untuk mengumpulkan hafalan," ujar KBO Satreskrim Polres Maros Iptu Mukhbirin kepada detikSulsel, Rabu (4/12).

"Ketika mengumpulkan hafalan siswi itu ada dipegang pundaknya, bahkan ada yang sampai masuk ke dalam baju, ada yang dipegang pahanya," tuturnya.

Polisi yang menerima laporan dari orang tua korban kemudian melakukan serangkaian pemeriksaan dalam proses penyelidikan. Hasilnya, santriwati korban pelecehan AH tidak hanya satu orang.

"Korban semuanya 20 orang," ujar Iptu Mukhbirin.

Menurut Mukhbirin, beberapa orang santriwati lainnya juga menjadi korban. Mukhbirin memastikan pihaknya mengusut korban-korban lainnya.

"Namun tidak semuanya melapor, hanya beberapa saja datang melapor untuk mewakili yang lain yang melapor hanya satu saja," kata Mukhbirin.

Mukhbirin menambahkan bahwa para santriwati sempat saling berkomunikasi terkait tindakan pelecehan seksual yang dilakukan terlapor.

"Sampai terungkap karena antara siswa itu saling komunikasi saling menyampaikan antara satu dengan yang lain ketika dipanggil ustaz saya dikasih beginikan (pelecehan seksual)," jelas Mukhbirin.

Sejauh ini, polisi belum melakukan penetapan tersangka di kasus ini. Tim penyidik masih melakukan serangkaian pemeriksaan, termasuk terhadap terlapor AH.

"(Terlapor) Sekarang masih dalam pemeriksaan sedang dilakukan oleh penyidik Unit PPA Satreskrim Polres Maros," ujarnya.




(asm/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads