Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Pensiunan TNI Pengawal Paslon Pilkada Bantaeng

Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Pensiunan TNI Pengawal Paslon Pilkada Bantaeng

Reinhard Soplantila - detikSulsel
Rabu, 16 Okt 2024 12:36 WIB
The greatest fear, an intruder in the house.
Foto: iStock
Bantaeng -

Polisi telah mengamankan 2 terduga pelaku penikaman maut pensiunan TNI bernama Subhan (63), pengawal salah satu paslon Pilkada Bantaeng. Polisi menyebut penikaman maut ini tidak ada hubungannya dengan masalah politik.

"Enggak ada (motif politik), ini pribadi," ujar Kanit Resmob Polda Sulsel Kompol Benny Pornika kepada detikSulsel, Rabu (16/10/2024).

Dia mengatakan kedua terduga pelaku bahkan tidak saling kenal dengan korban. Namun keduanya sempat terlibat cekcok dengan korban usai saling berpapasan di jalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk sementara yang kami dapatkan keterangannya mereka tidak saling kenal ketemu di jalan terus ada cekcok sedikit dan terjadilah penikaman. Salah paham," kata Benny.

Kendati demikian, lanjut Benny, tim penyidik Polres Bantaeng masih akan mendalami lebih lanjut duduk perkara kasus tersebut. Pelaku disebut sedang menjalani pemeriksaan intensif.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Bantaeng AKP Marzuki menjelaskan kedua terduga pelaku yang merupakan laki-laki tersebut diamankan pada lokasi dan waktu yang berbeda. Namun dia belum merinci identitas kedua pelaku.

"Yang terakhir ini kita amankan tadi subuh. Jadi sudah cukup 2 yang diamankan. Iya laki-laki," kata Marzuki saat dimintai konfirmasi terpisah.

Diberitakan sebelumnya, korban sempat menceritakan dirinya ditikam di Kampung Beloparang, Bantaeng, Rabu (2/10) sekitar pukul 02.20 Wita. Korban Subhan mengaku diserang oleh dua orang pengendara motor saat baru pulang dari Rumah Pemenangan Paslon yang dikawalnya.

"Jadi pelakunya dua orang. Satu di motor stand by, satu pelaku menikam. Setelah penikaman pelaku langsung melarikan diri," kata Subhan kepada wartawan, Rabu (2/10/2024).

Subhan yang masih dalam keadaan sadar usai ditikam kemudian mengendarai motornya ke Polsek Bissappu. Saat tiba di kantor polisi, Subhan pun pingsan dan dibawa ke rumah sakit.

"Saya bawa motor sambil memegang luka. Karena darah dan usus saya keluar. Di kantor polisi saya pingsan dan lalu dibawa ke rumah sakit," jelasnya.

Setelah menjalani perawatan di rumah sakit selama sepekan, korban meninggal dunia. Korban disebut tidak mampu bertahan karena infeksi luka penikaman yang dideritanya.

"Iye bapak Subhan wafat jam 2 lebih (dini hari). Menurut dokter, beliau tidak bisa bertahan karena infeksi luka bekas tusukannya," ujar salah satu kerabat Subhan, Ririn kepada wartawan, Rabu (9/10/2024).

Ririn mengungkapkan Subhan sedianya akan dirujuk ke RS di Makassar. Namun kondisinya tak kunjung membaik.

"Kemarin itu tiba-tiba masuk ICU, karena kesadaran Pak Subhan menurun. Jadi keluarga sepakat untuk mau rujuk ke Makassar, karena pertimbangan kondisi kesehatan, dokter menyarankan untuk menunda," ungkapnya.




(hmw/asm)

Hide Ads