Alibi Pria Tuna Rungu di Keerom Bantah Bunuh Gadis ABG gegara Cinta Ditolak

Papua

Alibi Pria Tuna Rungu di Keerom Bantah Bunuh Gadis ABG gegara Cinta Ditolak

Hermawan Mappiwali - detikSulsel
Kamis, 10 Okt 2024 07:30 WIB
Close-up of black pistol in hand.
Foto: Getty Images/mahiruysal
Keerom -

Pria tuna rungu dan tuna wicara berinisial AW (41) di Kabupaten Keerom, Papua, ditangkap polisi usai menembak mati gadis berinisial MW (17) usai cintanya ditolak oleh korban. Pelaku disebut sempat membantah membunuh korban dengan alibi tidak keluar rumah seharian pada hari kejadian.

Kapolres Keerom AKBP Christian Aer mengatakan pembunuhan itu terjadi di Kampung Bagia, Distrik Arso, Rabu (11/9) lalu. Pihaknya sempat kesulitan mengungkap pelaku lantaran tidak adanya saksi mata terkait pembunuhan tersebut.

"Sekitar 3 minggu (waktu pengungkapan kasus). Karena tidak ada saksi," ujar AKBP Christian kepada detikcom, Rabu (9/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi awalnya melakukan pemeriksaan maraton terhadap 12 orang saksi. Salah satu yang diperiksa adalah pelaku AW.

"Saat hari kejadian, ditanyakan juga hari itu dia kemana, satu harian dia di rumah, tidak ke mana-mana," katanya.

ADVERTISEMENT

Namun pengakuan AW ditengarai hanya alibi. Pasalnya, seorang saksi memberikan kesaksian yang berbeda.

"Dia kan saat ditanya dia bilang tidak keluar, satu hari di rumah saja. Tapi ternyata ada saksi yang melihat langsung dia keluar ke arah TKP," kata Christian.

Tak sampai di situ, polisi juga melibatkan saksi ahli dalam kasus ini. Selain itu, polisi juga memeriksa keterangan seorang penerjemah.

"Penetapan status tersangka kepada pelaku dikuatkan hasil keterangan dari saksi-saksi di TKP serta dikuatkan oleh saksi ahli poligraf (uji kebohongan) dan ahli penerjemah dari sekolah SLB sebab tersangka merupakan tuna rungu wicara," katanya.

Motif di Balik Pembunuhan

Polisi mengungkap motif AW menghabisi nyawa korban. Pelaku diduga sakit hati karena cintanya ditolak oleh korban.

"(Motif pembunuhan) sakit hati karena cintanya ditolak korban dan rasa cemburu," katanya.

Lebih lanjut Christian mengatakan pelaku juga sempat berusaha untuk memperistri korban. Namun keluarga dan korban dengan tegas menolak lamaran pelaku.

"Dia menyukai korban. Keluarga pelaku juga pernah minta ke keluarga korban supaya korban ini menikah dengan pelaku. Tapi karena keterbelakangan itu, tuna rungu, ditolak sama keluarga korban termasuk juga korban," ujarnya.

Selain itu, kata Christian, pelaku juga sempat mengintip korban di rumahnya. Menurutnya, korban dan pelaku memang tinggal bertetangga dengan jarak rumah 15 meter.

"Sebelum-sebelumnya juga karena jarak rumahnya hanya 15 meter antara rumah pelaku dan korban, pelaku ini sering ngintip di tempatnya korban. Dan pernah suatu kejadian pelaku disiram air panas karena mengintip," kata Christian.




(hmw/ata)

Hide Ads