Wanita Petugas KPU Diduga Dipukul Oknum Polisi Saat Debat Pilwalkot Bitung

Sulawesi Utara

Wanita Petugas KPU Diduga Dipukul Oknum Polisi Saat Debat Pilwalkot Bitung

M Irzal Sudirman - detikSulsel
Rabu, 09 Okt 2024 14:46 WIB
Debat Pilwakot Bitung di Grand Kawanua Hotel Manado pada Minggu 6 Oktober 2024.
Foto: Debat Pilwakot Bitung di Grand Kawanua Hotel Manado pada Minggu 6 Oktober 2024. (Dok. Istimewa)
Bitung -

Wanita berinisial P, petugas keamanan KPU Bitung, Sulawesi Utara (Sulut) diduga dipukul oknum polisi saat debat pasangan calon (paslon) Pilwakot Bitung. KPU Bitung mengancam akan melaporkan oknum polisi tersebut jika tidak ada iktikad baik.

"Menunggu iktikad baik oknum, tapi sampai sekarang tidak ada. Kalau tidak, korban mau lapor Propam dan saya sebagai penggiat perempuan akan lapor ini ke komunitas perempuan," ujar Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat (Parmas) dan SDM KPU Kota Bitung Wiwinda Hamisi dalam keterangannya, Rabu (9/10/2024).

Dugaan pemukulan terjadi saat berlangsungnya debat paslon Pilwakot Bitung di salah satu hotel di Kecamatan Mapanget, Manado pada Minggu (6/10). Menurut Wiwinda, korban saat itu tengah berjaga di pintu masuk aula berlangsungnya debat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Oknum tersebut pukul di kepala pake HP, karena dilarang masuk tempat debat," ujar Wiwinda.

Wiwinda mengatakan, korban tidak mengizinkan pelaku masuk karena tidak mengenakan seragam polisi dan tanpa identitas atau ID Card. Pihaknya mengaku tidak ada pemberitahuan oknum tersebut akan masuk lokasi debat.

ADVERTISEMENT

"Mana torang (kami) mau tau polisi, pakai preman karena intel. Harusnya kan infokan bahwa saya anggota Polri. Biasanya kalo begitu, petugas jaga ke sana akan melapor ke pimpinan. Baru kami bolehkan masuk berikan ID," tuturnya.

Lebih lanjut, Wiwinda menyebut, saat itu oknum tersebut langsung masuk tanpa memberitahu. Namun saat oknum tersebut sudah berada di dalam, korban datang meminta untuk keluar dan terjadi cekcok.

"Dia sudah serobot masuk. 2 pintu dia lewati, pintu registrasi dan pintu utama debat. Disusul korban dan minta untuk keluar. Kejadian pemukulan kepala pakai HP itu sesudah diminta keluar dari ruang debat," terangnya.

Wiwinda menyesalkan aksi kekerasan oknum polisi kepada seorang petugas KPU, terlebih petugas tersebut adalah perempuan. Menurutnya, debat saat itu membahas tentang kekerasan pada perempuan, dan kekerasan, namun malah terjadi di lokasi debat.

"Sikap korban shock lah dia. Perempuan dibegitukan sama laki-laki di tempat rame (ramai) dan kegiatan formal. Makanya dia tidak lapor saya atau pimpinan lainnya karena shock," terangnya.

"Dia (korban) profesional. Dia tetap bertugas. Korban ini sudah beberapa kali ikut diklat Jagatsaksana di KPU RI dengan instruktur dari Mabes TNI dan Mabes Polri," paparnya.




(ata/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads