Oknum guru honorer salah satu SMK di Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel), AS diberhentikan sementara atas dugaan memaksa salah satu siswinya untuk melakukan video call sex (VCS). AS dituding melakukan aksi bejat itu dengan modus bujuk rayu perbaikan nilai korbannya.
Kasat Reskrim Polres Pinrang Iptu Andi Reza Pahlawan mengatakan dugaan pelecehan tersebut terjadi pada Sabtu (24/8) lalu. AS disebut awalnya meminta korban menghadap hingga memperoleh nomor ponsel korban.
"Oknum guru dari SMK 2 tersebut selalu melakukan kontak baik itu chatting dan video call via WhatsApp," ujar Iptu Andi Reza kepada detikSulsel, Selasa (17/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga akhirnya AS meminta korban melakukan hal tak senonoh. Korban pun dengan tegas menolak permintaan tersebut.
"(AS dituding) meminta kepada korban untuk membuka bajunya tetapi korban menolak," kata Iptu Andi Reza.
Berdasarkan pengakuan korban, AS bukan hanya satu kali mengajak korban melakukan VCS. Beruntung korban tak termakan bujuk rayu AS.
"Modusnya selain dibelikan baju juga kata korban modus untuk perbaikan nilai," kata Iptu Andi Reza.
"Korban juga mengaku pernah dilecehkan dengan cara dipegang bokongnya oleh terduga pelaku," tuturnya.
AS Kini Diberhentikan Sementara
Selain ditangani kepolisian, kasus tersebut juga ditangani pihak Inspektorat. Untuk itu, AS diberhentikan sementara sebagai guru honorer.
"Sanksi ini memang banyak yang mempertanyakan. Tadi hasil rapat kami itu memutuskan guru kami ini diistirahatkan dulu (diberhentikan sementara). Jadi sementara tidak mengajar dulu," ujar Kepala SMKN 2 Pinrang, Abdul Kadir saat ditemui wartawan, Selasa (17/9).
Kadir menjelaskan AS merupakan guru honorer di SMKN 2 Pinrang. Dia mengaku telah berkoordinasi dengan pihak Dinas Pendidikan Sulsel terkait saksi pemberhentian terhadap AS.
"Dia mengajar sudah 2 tahun. Masih honorer guru olahraga. Dia juga diperbantukan di BK (bimbingan konseling)," jelasnya.
Sementara korban merupakan siswi kelas XII dan masih mengikuti pelajaran di kelas seperti biasanya. Kadir mengaku sudah menemui korban untuk memberi semangat agar tetap bersekolah.
"(Korban) Datang sebagaimana biasa ke sekolah. Saya juga sudah ketemu dan memberikan semangat untuk menyelesaikan sekolah karena dia sudah kelas 3," paparnya.
(hmw/ata)