Siswa SMP 3 masing-masing berinisial YI dan MR di Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) menganiaya temannya berinisial AA (13) hingga terkapar. Pelaku juga menginjak tubuh korban berulang kali saat terkapar.
Kasus penganiayaan tersebut terjadi di Jalan Mustafa Daeng Bunga, Kelurahan Romangpolong, Kecamatan Somba Opu, Senin (12/8). Belakangan insiden yang terekam kamera itu viral di media sosial.
Dalam video yang dilihat detikSulsel, penganiayaan itu terjadi di dalam kelas. Nampak korban tetap berada di kursinya, sementara para siswa berkerumun menyaksikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlihat korban dipukul dengan brutal hingga terjatuh di lantai. Pelaku langsung melanjutkan aksinya dengan menginjak-injak tubuh korban yang sudah terjatuh di lantai.
Kendati demikian, tidak ada rekan-rekan korban yang melerai saat pelaku mulai memukul korban. Bahkan beberapa di antara mereka justru bersorak-sorak.
Tidak sampai di situ, pelaku terus menendang tubuh korban yang nampak tidak melawan. Ada seorang siswa lainnya yang berdiri di atas meja sempat memegang pundak pelaku, berusaha menghentikan pelaku.
Namun pelaku terus menendang korban hingga menendang kepala korban. Korban seketika terkapar tidak berdaya.
Seorang siswa yang tadinya berada di atas meja, langsung turun dan memegang pelaku, menariknya menjauh dari korban. Sedangkan sejumlah siswa lainnya memeriksa kondisi korban yang sudah lemas.
"Mati ai mati" seru siswa lainnya.
Sementara itu, pihak Polres Gowa memastikan akan memberikan pendampingan psikologi kepada korban. Hal itu untuk memastikan kesehatan mental korban.
"Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Kabupaten Gowa akan memberikan pendampingan psikologis kepada korban dan terduga pelaku untuk memastikan kesehatan mental keduanya," kata Humas Polres Gowa Ipda Udin dalam keterangannya, Kamis (29/8/2024).
Ipda Udin melanjutkan kedua belah pihak telah sepakat untuk menyelesaikan persoalan tersebut secara kekeluargaan. Menurutnya, kasus kekerasan anak di bawah umur ini mejadi perhatian khusus kepolisian dan Pemkab Gowa.
"Kasus ini mendapat perhatian serius dari pihak kepolisian dan pemerintah daerah sebagai bentuk komitmen dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan anak-anak di wilayah Gowa," katanya.
Awal Mula Penganiayaan
Kepala Dinas Pendidikan Gowa Taufiq Mursad mengatakan kasus ini bermula saat korban dan pelaku saling bercanda. Hingga akhirnya terjadi penganiayaan mengerikan tersebut.
"Penyebab kasusnya karena mereka bercanda, anak-anak bercanda saling ganggu akhirnya menantang, mengajak berkelahi akhirnya mereka berkelahi," kata Taufiq Mursad kepada detikSulsel, Kamis (29/8).
Menurut Taufiq, korban dan pelaku sebenarnya saling bersahabat. Namun bercanda yang berlebihan membuat keduanya tersulut emosi.
"Jadi status kasus itu pada saat kejadian, itu sudah langsung ditindaklanjuti oleh guru BK-nya, sudah dipertemukan pelakunya dengan orang tuanya, dan waktu itu mereka sepakat untuk damai dan tidak diberi sanksi keras, tapi telah diberi sanksi untuk skorsing," tambahnya.
(hmw/hmw)