Pemuda di Selayar Ancam Bunuh Wanita gegara Laporan Kamtibmas, Polisi Usut

Pemuda di Selayar Ancam Bunuh Wanita gegara Laporan Kamtibmas, Polisi Usut

Nur Hidayat Said - detikSulsel
Jumat, 21 Jun 2024 09:53 WIB
Tangkapan layar rekaman CCTV dugaan pengancaman yang dilakukan pemuda di depan rumah Dwi Astuti Hardianti.
Foto: Tangkapan layar rekaman CCTV dugaan pengancaman yang dilakukan pemuda di depan rumah Dwi Astuti Hardianti. (Dok. Pribadi/Dwi Astuti Hardianti)
Kepulauan Selayar -

Seorang wanita bernama Dwi Astuti Hardianti (30) di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengaku mendapat ancaman pembunuhan dari sekelompok pemuda gegara laporannya atas keluhan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Polisi kini turun tangan mengusut kasus tersebut.

"Tadi malam itu kejadiannya mereka mengamuk dengan mengancam saya bilang, 'Keluar-ko na-kubunuh-ko (kamu keluar saya bunuh)'. Terus dia bicara kotor. Itu jelas saya dengar, tapi di CCTV itu samar-samar," ujar Dwi kepada detikSulsel, Kamis (20/6/2024).

Pelaku melontarkan kalimat ancaman pembunuhan tepat di depan rumah korban di Jalan Syarif Al Qadri, Kelurahan Benteng, Kecamatan Benteng pada Rabu (19/6) malam pukul 23.43 Wita. Korban yang ketakutan tidak menggubris perlakuan pelaku, padahal lokasi rumah korban hanya beberapa ratus meter dari kantor Polres Selayar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tadi malam itu saya ketakutan. Saya bawa anak saya ke belakang langsung. Saya takut kenapa-kenapa. Saya mengintip saja takut, tapi saya lihat dari CCTV. Semalam tidak ada suami, sementara bertugas di pulau. Jadi, laki-laki dewasa tidak ada di rumah," katanya.

Dwi menduga perlakukan yang didapatnya buntut laporannya terkait keluhan kamtibmas ke pemerintah kelurahan dan kecamatan setempat atas aktivitas meresahkan kelompok pemuda tersebut. Tepat di depan rumahnya, kata dia, terdapat pos yang dijadikan tempat nongkrong hingga mengganggu kenyamanan sekitar.

ADVERTISEMENT

"Kurang lebih tiga tahun terakhir (pos itu dijadikan tempat nongkrong). Banyak orang yang berkumpul, berteriak-teriak menggunakan sound system, dan tidak mengenal waktu bahwasanya ada masyarakat di dekatnya begitu. Tapi, saya tetap diam selama ini," ungkapnya.

"Sampai pada akhirnya saya melapor ke lingkungan, ke lurah, ke camat, bahwasanya saya resah. Saya tidak nyaman sekali. Habis itu, sedikit demi sedikit karena mereka tahu saya melapor, banyaklah kejadian, mulai diteriaki, dimaki-maki katanya saya melapor. Iya, saya melapor karena tidak nyaman," tambahnya.

Dwi mengaku mendapat informasi bahwa atas laporannya bhabinkamtibmas dan babinsa turun melakukan pembinaan terhadap kelompok pemuda tersebut. Namun, dia tidak mengetahui bagaimana perkembangan selanjutnya.

"Sampai pada akhirnya semalam, saya kaget juga, loh, kok, ada ribut-ribut lagi. Ternyata dua hari yang lalu katanya sudah dibina sama babinsa dan binmas, tapi saya tidak tahu bagaimana kelanjutannya," tuturnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Selayar Iptu Nurman Matasa mengaku kepolisian telah mendapat laporan terkait kasus ini. Pihaknya, kata dia, segera memeriksa saksi-saksi, termasuk mempelajari rekaman CCTV.

"Nanti ditindaklanjuti. Yang jelas laporannya sudah diterima. Kita lakukan penyelidikan sesuai dengan prosedur. Periksa semua saksi-saksi dan yang utama itu kita pelajari dulu rekamannya. Di rekaman kayaknya ada sesuatu benda, tidak tahu benda apa, itu yang mau kita dalami dulu. (Motifnya) nanti kita dalami," ucapnya.




(ata/sar)

Hide Ads