Mahasiswa Dikejar Parang Bupati Halut Kini Dipolisikan terkait Perusakan

Mahasiswa Dikejar Parang Bupati Halut Kini Dipolisikan terkait Perusakan

Nurkholis Lamaau - detikSulsel
Selasa, 04 Jun 2024 14:30 WIB
Tangkapan layar video Bupati Halmahera Utara Franz Manery mengejar massa demo pakai parang.
Foto: Tangkapan layar video Bupati Halmahera Utara Franz Manery mengejar massa demo pakai parang. (dok. istimewa)
Halmahera Utara -

Bupati Halmahera Utara (Halut), Maluku Utara, Frans Manery menyita perhatian usai mengejar mahasiswa demo menggunakan parang. Frans Manery kini menempuh upaya hukum dengan melaporkan mahasiswa itu ke polisi terkait perusakan di kantor Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Halut.

"Benar, kemarin tim hukum dari Pemda sudah mengajukan laporan ke Polres Halmahera Utara. Laporannya langsung diserahkan ke Sespri Kapolres. Laporannya terkait izin aksi dan perusakan barang di kantor keuangan (BPKAD)," ujar Plt Kepala Diskominfo Halmahera Utara, Dalton Sero kepada detikcom, Selasa (4/5/2024).

Dalton mengatakan massa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) itu mengajukan surat permohonan ke Polres, untuk menggelar aksi demonstrasi di lingkungan pemerintahan. Namun aksi tersebut ternyata merembet ke hotel hingga di sekitar kediaman bupati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi mereka ini mengajukan izin di Polres Halmahera Utara untuk menggelar aksi demonstrasi hanya di lingkungan pemerintahan saja. Memang awalnya mereka aksi di kantor DPRD yang lokasinya kebetulan masih di dalam wilayah pemerintahan. Kemudian mereka lanjut ke Hotel Marahai, kebetulan di hotel itu ada tamu dari artis yang menginap," ujarnya.

Setelah itu massa membubarkan diri. Namun ternyata mereka melanjutkan aksi di depan Hotel Greenland yang berdekatan dengan kediaman bupati, hingga terjadi peristiwa pengejaran parang.

ADVERTISEMENT

"Setelah dari situ mereka bubar, tapi dikira sudah selesai. Ternyata mereka melanjutkan aksi di kediaman bupati yang kebetulan sore itu istri pak bupati sedang menjamu para tamu dari artis-arti itu untuk makan, sehingga terjadilah insiden itu," tambah Dalton.

Dalton juga menanggapi langkah mahasiswa yang melaporkan bupati Halut ke Polda Malut terkait aksinya mengejar massa menggunakan parang. Dalton menganggap itu hak mahasiswa.

"Ya, (bupati dilaporkan ke Polda) tidak apa-apa, itu juga hak mereka. Nanti torang (kami) lihat prosesnya seperti apa," imbuh Dalton.

Kasi Humas Polres Halmahera Utara, Iptu Deni Salaka membenarkan laporan mahasiswa terhadap bupati ke Polda Malut. Nantinya, kasus tersebut akan ditangani langsung oleh Polda.

"Setelah kami cek, ternyata korlap (aksi demonstrasi) itu kan sementara ada di Ternate, karena kan kemarin mereka ada kasih masuk laporan ke Polda Maluku Utara. Untuk kasus ini kalau dari GMKI kan sudah melapor ke Polda, yang jelas Polda tangani toh," ujar Deni saat dihubungi terpisah.

Sebelumnya diberitakan, polisi memanggil Bupati Halmahera Utara, Maluku Utara, Frans Manery buntut aksinya mengejar mahasiswa yang demo menggunakan sebilah parang. Polisi juga memanggil mahasiswa untuk dimintai keterangan.

"Rencana hari ini Polres undang kedua bela pihak untuk dimintai klarifikasi terkait insiden tersebut," ujar Kasi Humas Polres Halmahera Utara Iptu Deni Salaka kepada detikcom, Senin (3/5).

Untuk diketahui, massa aksi dari GMKI Cabang Tobelo menggelar demo di depan Hotel Greenland di Desa Gura, Kecamatan Tobelo, Halmahera Utara pada Jumat (31/5) sekitar pukul 17.30 WIT. Frans Manery kemudian datang membawa parang yang membuat massa kocar-kacir.




(hmw/asm)

Hide Ads