Seorang dosen di Universitas Muhammadiyah (UM) Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) berinisial OA dipecat secara tidak terhormat setelah melakukan tindak pelecehan seksual kepada sejumlah mahasiswi. Pelecehan itu dilakukan OA secara verbal.
"Benar, beliau itu dosen muda. Kami sudah berhentikan secara tidak terhormat," kata Rektor UM Palopo Prof Suhardi kepada detikSulsel, Jumat (17/5/2024).
Suhardi mengungkapkan, pemecatan OA sebagai dosen UM Palopo dikarenakan terbukti melanggar kode etik berat. Kata dia, OA melakukan pelecehan seksual secara verbal kepada beberapa mahasiswi UM Palopo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang bersangkutan melakukan pelecehan seksual secara verbal kepada beberapa mahasiswi. Jadi itu sangat tidak diperkenankan sebagai seorang pendidik," ungkapnya.
Dia menjelaskan, aksi pelecehan seksual verbal yang dilakukan OA terjadi sejak tahun 2021 lalu. Menurutnya, OA mengirimkan pesan rayuan via WhatsApp kepada beberapa mahasiswi UM Palopo dan mengajak mereka menikah.
"Sudah lama, mulai tahun 2021 baru sekarang terungkap karena banyak laporan mahasiswi yang masuk. Jadi yang bersangkutan ini memang sudah renggang dengan istrinya, sehingga ada niatan mencari pengganti dengan cara melakukan chat rayuan kepada beberapa mahasiswi yang menarik bagi dia dan mengajak menikah," jelasnya.
Suhardi mengaku menerima banyak laporan mahasiswi atas aksi pelecehan yang dilakukan OA. Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) UM Palopo pun melakukan serangkaian penyelidikan. Hasilnya, OA terbukti telah melakukan pelecehan seksual verbal kepada beberapa mahasiswi UM Palopo.
"Setelah ada laporan, tim PPKS melakukan penelusuran. Didapatkan fakta jika dosen tersebut memang melakukan pelecehan seksual secara verbal kepada beberapa mahasiswinya. Sehingga kami langsung mengambil tindakan tegas atas hal itu," ucapnya.
Suhardi menambahkan, UM Palopo tidak akan mentolerir aksi pelecehan seksual verbal maupun non verbal. Dia juga menegaskan, kasus tersebut merupakan pembelajaran bagi pendidik UM Palopo agar tidak melakukan tindakan serupa.
"UM Palopo sangat tegas dengan hal seperti itu. Ini jadi pembelajaran, kita harus menjadi pendidik yang benar, jadilah tauladan akademisi dan moralitas yang baik, apalagi ini Muhammadiyah," ujarnya.
(ata/asm)