Kronologi 2 Kelompok Warga di Tanimbar Bentrok hingga Polisi Kena Panah

Maluku

Kronologi 2 Kelompok Warga di Tanimbar Bentrok hingga Polisi Kena Panah

Muhammad Jaya Barends - detikSulsel
Minggu, 14 Apr 2024 17:53 WIB
ilustrasi tawuran
Foto: Ilustrasi oleh Mindra Purnomo
Kepulauan Tanimbar - Dua kelompok warga di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, saling serang menggunakan batu dan busur panah. Bentrokan yang menyebabkan satu anggota polisi terkena panah itu berawal dari pemukulan anak sekolah.

Kasi Humas Polres Kepulauan Tanimbar Iptu Olof Batlayeri mengatakan warga yang terlibat bentrok dari Desa Alusi Batjas dan Alusi Kelaan, Kecamatan Kormonolin, Kepulauan Tanimbar pada Sabtu (13/4). Awalnya, anak sekolah berinisial LB (16) dari Desa Alusi Kelaan dipukul pada Jumat (12/4).

"Jadi awalnya dari pemukulan anak sekolah pada Jumat lalu. Kemudian memicu bentrok pada Sabtu pagi," kata Iptu Olof Batlayeri kepada detikcom, Minggu (14/4/2024).

Olof menjelaskan LB dan temannya pergi menjual kopra di Desa Alusi Batjas menggunakan sepeda motor. Namun saat hendak kembali motornya kehabisan bahan bakar.

"Karena motornya mogok, keduanya lantas telepon teman untuk membawa bensin. Saat menunggu, tiba-tiba dipukul dan sempat dilerai oleh warga Desa Alusi Batjas," jelasnya.

Olof menuturkan LB kemudian megadu ke warga di desanya bahwa dirinya dipukul. Warga yang tak terima kemudian berkumpul sekitar pukul 22.00 WIT dan melakukan pemalangan jalan menggunakan pohon kelapa.

"Jadi memang konsentrasi massa sudah terjadi sejak Jumat malam. Setelah itu, bentrok pecah dan warga dua desa itu pun saling serang gunakan batu dan busur panah pada Sabtu pagi. Jadi pemicu pemalangan jalan juga merupakan rentetan dari pemukulan tersebut," terangnya.

Saat bentrokan terjadi, anggota polisi bernama Aipda Helmi Masbaitubun mencoba melerai. Namun dia justru terkena anak panah bersama satu warga lainnya sehingga dievakuasi ke puskesmas.

"Mungkin hari ini atau besok kedua korban sudah keluar dari puskesmas apabila lukanya sudah benar-benar sembuh," jelasnya.

Olof menambahkan pohon kelapa yang menutup badan jalan antara desa tersebut juga sudah diangkat. Kedua warga yang terlibat pertikaian juga sudah sepakat berdamai.

"Pohon kelapa yang menutupi ruas jalan sudah diangkat dan warga juga sudah sepakat berdamai dengan menandatangani perjanjian damai," pungkasnya.


(hsr/ata)

Hide Ads