Kades di Halsel Ngaku Dikeroyok gegara Provokasi Lawan Politik di Pilkades

Maluku

Kades di Halsel Ngaku Dikeroyok gegara Provokasi Lawan Politik di Pilkades

Nurkholis Lamaau - detikSulsel
Jumat, 15 Mar 2024 20:10 WIB
Kades di Halmahera Selatan, Maluku Utara, babak belur diamuk warganya sendiri. Dokumen Istimewa
Foto: Kades di Halmahera Selatan, Maluku Utara, babak belur diamuk warganya sendiri. Dokumen Istimewa
Halmahera Selatan -

Kepala Desa (Kades) Foya Tobaru, Yunus Solasi (46) mengaku dikeroyok warganya sendiri karena dipicu provokasi oleh lawan politiknya saat Pilkades di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Maluku. Yunus membantah tudingan menahan bantuan langsung tunai (BLT) dan gaji aparatur desa yang membuat warga protes terhadapnya.

"Sebenarnya semua tudingan tentang saya tidak bayar gaji aparatur desa, tahan BLT, itu semua tidak benar. Jadi ini masalah politik saja," ujar Yunus kepada detikcom, Jumat (15/3/2024).

Yunus mengatakan ada sekelompok orang yang tidak ingin dirinya menjadi Kades Foya Tobaru. Situasi itu dimanfaatkan lawan politiknya hingga berujung pengeroyokan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya ikut Pilkades 2019 dan saya menang. Jadi saat itu ada salah satu teman yang ikut calon kepala desa juga yang kalah, sehingga dia coba provokasi itu," ujarnya.

"Jadi mereka mau cegah saya di Pilkades 2025. Ada sekelompok orang yang tidak mau saya maju di Pilkades 2025, sehingga mereka coba atur untuk lengserkan saya itu," tambah Yunus.

ADVERTISEMENT

Yunus mengaku siap memberikan keterangan terkait tudingan yang dialamatkan kepada dirinya. Dia mengklaim Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Halsel Ilham Abubakar siap menjadi saksinya.

"Bahkan Kepala Dinas PMD, Pak Ilham Abubakar, mengaku siap menjadi saksi di pengadilan. Karena dari laporan-laporan yang diajukan, setelah dicek ternyata semua tudingan yang diarahkan ke saya itu tidak benar, makanya Pak Ilham siap jadi saksi di pengadilan," tuturnya.

Yunus menambahkan dirinya saat ini sedang berada di rumah keluarganya di Kecamatan Weda, Kabupaten Halmahera Tengah. Sementara, pelayanan di kantor desa diambil alih oleh sekretaris desa dan kepala urusan desa.

"Sementara saya tenang-tenang dulu ini, belum bisa juga pulang ke kampung untuk masuk kantor karena diancam dibunuh oleh terduga pelaku di sana. Jadi pelayanan diambil alih sekdes dan kaur (kepala urusan)," tuturnya.

Dia mengaku belum pulang ke rumahnya dan ogah masuk kantor. Pasalnya, dirinya mengaku mendapat ancaman pembunuhan.

"Informasi tentang ancaman itu saya terima langsung dari kaur di kantor desa sana. Jadi saya minta pihak-pihak yang mendukung saya untuk tetap tenang, jangan terprovokasi. Yang saya minta supaya polres segera menangkap para pelaku," imbuh Yunus.

Sebelumnya diberitakan, Yunus dikeroyok warganya sendiri saat penyaluran BLT di Kantor Desa Foya Tobaru, Kecamatan Gane Timur, Halmahera Selatan pada Kamis (22/2) sekitar pukul 11.00 WIT. Insiden bermula saat Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) menggelar sosialisasi yang dirangkaikan dengan penyaluran BLT, serta pembayaran honor dan gaji aparatur desa.

Kasi Humas Polres Halmahera Selatan Ipda M Baedawi menyebut warga sebelumnya mendesak ke Bupati Halmahera Selatan untuk mencopot Yunus dari jabatannya sebagai kepala desa. Namun sampai saat ini tak kunjung direspons hingga memicu peristiwa tersebut.

"Cuman desakan warga ke bupati untuk ganti kepala desa belum ada realisasi sampai sekarang, akhirnya mereka langsung mengamuk itu," ujar Baedawi, Jumat(22/2).




(sar/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads