5 Hal Tentang Hiasan Emas 2,6 Kg di Kubah Masjid Maluku Digasak Maling

Tim detikcom - detikSulsel
Jumat, 08 Mar 2024 09:40 WIB
Foto: Kepala kubah emas masjid di Buru, Maluku raib digasak maling. Dokumen Istimewa
Buru -

Warga di Kabupaten Buru, Maluku, dibuat geger usai hiasan emas kubah Masjid Al-Huda seberat 2,6 kilogram raib digasak maling. Hiasan emas itu bertuliskan lafaz Allah.

Aksi pencurian itu terjadi di Masjid Al-Huda, Desa Kaiely, Kecamatan Teluk Kaiely. Warga baru menyadari hiasan emas kubah masjid hilang pada Senin (4/3) sekitar pukul 07.00 WIT.

"Emas yang dicuri itu berukiran lafaz Allah," kata Raja Petuanan Negeri atau Desa Kaiely, Fandi Ashari Wael kepada detikcom, Selasa (5/3).


Dirangkum detikcom, Jumat (8/3/2024), berikut 5 hal tentang hiasan emas 2,6 kilogram kubah Masjid Al-Huda digasak maling:

1. Hiasan Emas Hilang Bikin Geger Warga

Fandi mengatakan hilangnya hiasan emas kubah masjid tersebut bermula saat seorang pria warga desa setempat bernama Ibrahim sedang menyeruput kopi di teras rumah, tepatnya di depan masjid. Dia merasa ada yang janggal saat melihat kubah masjid.

"Namun dia merasa janggal setelah melihat kepala kuba emas masjid berukiran lafaz Allah sudah tidak ada lagi di tempatnya," ungkap Fandi.

Informasi itu, kata Fandi, kemudian menyebar dan membuat warga geger. Mereka tak menyangka kepala kubah emas seberat 2,6 kilogram pemberian para penambang emas Gunung Botak itu bisa dicuri.

2. Warga Lihat Orang Mencurigakan Sebelum Kejadian

Sehari sebelum kejadian itu, warga setempat melihat beberapa pria tidak dikenal selalu mondar-mandir di depan masjid. Namun gelagat orang-orang itu tak terlihat layaknya seperti seorang pencuri.

Warga pun tidak menaruh curiga. Mereka beranggapan orang itu hanya tetangga dari desa sebelah atau orang dari luar Kabupaten Buru yang sedang melintas.

"Tapi rupanya orang-orang itu memiliki niat buruk. Padahal kedatangan mereka untuk mencuri hiasan emas," ujar Fandi.

3. Hiasan Emas dari Warga dan Penambang

Emas murni itu merupakan hasil jerih payah penambang dan warga desa setempat yang disumbangkan menjadi hiasan kubah masjid. Secara keseluruhan, berat emas mencapai 2,6 kilogram atau setara Rp 3 miliar.

"Jadi warga dan penambang menyisakan rezeki berupa biji emas dari hasil menambang di Gunung Botak. Total sumbangan terkumpul saat itu 2,6 kilogram emas murni setara Rp 3 miliar," kata Fandi kepada detikcom, Rabu (6/3).

Fandi menjelaskan inisiatif membuat kepala kubah masjid berhias emas bermula di tahun 2014. Saat itu, Gunung Botak yang masuk petuanan Desa Kaiely, Kecamatan Teluk Kaiely, bermunculan emas.

Raja Desa Kaiely sebelumnya M. Fuad Wael, ayah Fandi kemudian berinisiatif membuat hiasan kepala kubah masjid dari emas Gunung Botak. Hiasan itu juga untuk dijadikan ikon desa.

Perangkat desa lalu ditugaskan khusus mengumpulkan biji emas yang disumbangkan secara sukarela oleh penambang dan warga desa. Setahun berselang, tepat di tahun 2015 emas yang dikumpulkan mencapai 2,6 kilogram.

"Kita lalu mendatangkan para pengrajin dari Sulawesi Selatan untuk membuat kepala kubah masjid berukiran lafaz Allah berbahan emas," jelasnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.




(asm/hsr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork