3 Kendala Aparat Bebaskan Pilot Susi Air yang Sudah Setahun Disandera KKB

Papua Pegunungan

3 Kendala Aparat Bebaskan Pilot Susi Air yang Sudah Setahun Disandera KKB

Raymond Latumahina - detikSulsel
Kamis, 08 Feb 2024 10:00 WIB
Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens bersama anggota KKB
Foto: Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens disandera KKB. (Reuters)
Jayapura -

Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens sudah setahun disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya di Nduga, Papua Pegunungan. Aparat mengungkap ada 3 kendala utama dalam upaya pembebasan pilot asal Selandia Baru tersebut.

Diketahui, Philip Mark Mehrtens disandera KKB sejak 7 Februari 2023. Kala itu pilot disandera setelah pesawat Susi Air yang baru mendarat di Lapangan Terbang Paro Nduga dibakar kelompok Egianus Kogoya.

"Saya pikir kita sudah berkali-kali sampaikan bahwa bukan hanya medan, tapi juga ada hambatan cuaca," kata Kasatgas Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani kepada wartawan di Kota Jayapura, Papua, Rabu (7/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendala yang ketiga lanjut Faizal, adalah peralatan dan perlengkapan. Hambatan itu membuat aparat mengutamakan negosiasi dengan KKB agar melepaskan sang pilot dalam kondisi selamat.

"Kemudian hambatan perlengkapan dan peralatan yang membuat kita mengedepankan negosiasi seperti itu," tambah Faizal.

ADVERTISEMENT

Namun Faizal memastikan pihaknya tetap melakukan berbagai upaya untuk membebaskan Philip Mark Mehrtens. Dia mengatakan, kelompok Egianus Kogoya dalam pengawasan.

"Selama 1 tahun ini berbagai upaya dilakukan termasuk menyadap komunikasi Egianus," ujarnya.

Dia mengungkap aparat melakukan penyelidikan berbasis crime scenes investigation (CSI). Sistem teknologi dimaksimalkan untuk mencari keberadaan KKB.

"Nah, tentunya dalam hal penyidikan CSI tersebut juga berbasis penyelidikan yang techno inteligent maupun human inteligent," imbuh Faizal.

Faizal melanjutkan upaya pembebasan pilot dilakukan secara hati-hati. Keselamatan pilot asal Selandia Baru itu menjadi prioritas utama.

"Dalam hal ini kebijakan kita juga dalam kebijakan yang kita lakukan mengedepankan kegiatan negosiasi. Walaupun memang kita tetap melakukan penegakan hukum," jelasnya.

Faizal berharap ada titik terang dari proses negosiasi yang sudah berlangsung beberapa bulan terakhir. Pj Bupati Nduga Edison Gwijangge dipercaya untuk memimpin proses negosiasi tersebut.

"Akan tetapi memang dalam beberapa bulan terakhir ini yang dikedepankan dan itu sudah dilakukan oleh teman-teman dari Pemda Nduga dalam hal ini yang dipimpin oleh Pj Bupati Nduga," ucap Faizal.

Faizal menyebut sang pilot tidak lagi bersama dengan Egianus Kogoya. Hanya saja dia tidak merinci lokasi keberadaan pilot Susi Air saat ini.

"Sekarang tidak (bersama-sama dengan Egianus)," imbuh Faizal.

Namun Faizal meyakini kelompok Egianus Kogoya masih berada di Nduga. Meski pergerakan kelompok Egianus disebut dinamis.

"Dia (Egianus Kogoya) memang tidak pernah keluar dari Nduga. Pada prinsipnya dari dulu Egianus tidak pernah keluar dari Nduga," tuturnya.

Simak Video 'Pernyataan Pilot Susi Air yang Disandera KKB Nyaris Setahun':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Kondisi Terkini Pilot Susi Air

Pangkogabwilhan III Letjen Richard TH Tampubolon mengklaim pilot Susi Air masih dalam kondisi sehat. Dia memastikan aparat masih menempuh upaya negosiasi agar KKB mau melepaskan Philip Mark Mehrtens.

"Kami meyakini hingga saat ini sandera pilot masih dalam kondisi sehat meskipun ada kesulitan dalam pasokan logistik dan akses terhadap kesehatan," ucap Richard dalam keterangannya, Rabu (7/2).

Richard mengatakan, upaya negosiasi diambil dengan mempertimbangkan keselamatan sang pilot. Aparat kepolisian dan TNI memfasilitasi pemerintah untuk melakukan negosiasi yang dimaksud.

"Karena kondisi pilot yang dijaga ketat oleh kelompok bersenjata dan terkadang tinggal bersama dengan masyarakat sipil, sehingga TNI sangat berhati-hati dalam mengambil solusi terbaik terkait masalah ini," paparnya.

Richard melanjutkan, seluruh pihak dikerahkan dalam upaya negosiasi. Sejumlah tokoh adat dan agama membantu membangun komunikasi dengan kelompok Egianus Kogoya.

"TNI sudah melaksanakan berbagai pendekatan melalui tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat termasuk juga Pemerintah Daerah dan berharap pembebasan sandera bisa dilakukan melalui soft approach," tambah Richard.


Hide Ads