TNI Ungkap Kondisi Pilot Susi Air: Tinggal Bareng Warga-Dijaga Ketat KKB

TNI Ungkap Kondisi Pilot Susi Air: Tinggal Bareng Warga-Dijaga Ketat KKB

Raymond Latumahina - detikSulsel
Rabu, 07 Feb 2024 14:13 WIB
Pangkogabwilhan III Letjen Richard TH Tampubolon saat bertemu Dubes Selandia Baru Kevin Jeffery Burnet. Dokumen Istimewa
Foto: Pangkogabwilhan III Letjen Richard TH Tampubolon saat bertemu Dubes Selandia Baru Kevin Jeffery Burnet. Dokumen Istimewa
Mimika -

Pangkogabwilhan III Letjen Richard TH Tampubolon mengungkap kondisi Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang sudah satu tahun disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya. Philip disebut tinggal bareng warga namun tetap mendapatkan penjagan ketat oleh KKB.

Letjen Richard TH Tampubolon mengatakan kondisi dan situasi ini membuat proses pembebasan pilot asal Selandia Baru itu masih terhambat. Sebab, aparat keamanan sangat hati-hati dalam melakukan proses pembebasan ini.

"Karena kondisi pilot yang dijaga ketat oleh KKB dan terkadang tinggal bersama dengan masyarakat sipil, sehingga TNI sangat berhati-hati dalam mengambil solusi terbaik terkait masalah ini," ujar Letjen Richard TH Tampubolon dalam keterangannya, Rabu (7/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati begitu, Richard menuturkan, Pilot Susi Air asal Selandia Baru itu sendiri saat ini masih dalam kondisi sehat dan baik-baik saja. Walaupun ada kesulitan dalam urusan pasokan logistik dan kesehatan untuk pilot asal Selandia Baru tersebut.

"Kami meyakini hingga saat ini sandera pilot masih dalam kondisi sehat meskipun ada kesulitan dalam pasokan logistik dan akses terhadap kesehatan," katanya.

ADVERTISEMENT

Masalah ini telah disampaikan langsung oleh Richard saat bertemu Duta Besar (Dubes) Selandia Baru Kevin Jeffery Burnetdi Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Selasa (6/2). Menurutnya, TNI sudah melakukan berbagai langkah dan upaya dalam proses pembebasan ini.

"TNI sudah melaksanakan berbagai pendekatan melalui tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat termasuk juga Pemerintah Daerah dan berharap pembebasan sandera bisa dilakukan melalui soft approach," kata Richard.

Dia menambahkan, Pemerintah Selandia Baru menyerahkan segala proses ini kepada Pemerintah Indonesia. Hal itu karena Selandia Baru mengakui kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Tanah Papua.

"Dubes Selandia Baru juga menyampaikan pesan khusus dari pemerintah Selandia Baru bahwa kami mengakui kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia di Tanah Papua," tegasnya.

Pemerintah Selandia Baru ingin proses pembebasan pilot yang disandera sejak 7 Februari 2023 lalu itu tetap mengedepankan tindakan soft approach. Pasalnya, keselamatan dan nyawa pilot tetap menjadi prioritas.

"Prioritas utama adalah memastikan keselamatan sandera pilot kapten Phillip Mark Mehrtens," pungkasnya.




(hmw/sar)

Hide Ads