Awal Mula Oknum Polisi di Gorontalo Diduga Aniaya Remaja hingga Muntah Darah

Gorontalo

Awal Mula Oknum Polisi di Gorontalo Diduga Aniaya Remaja hingga Muntah Darah

Apris Nawu - detikSulsel
Sabtu, 03 Feb 2024 12:00 WIB
Remaja bernama Abdul Ajiz Potabuga (17) di Kabupaten Gorontalo mengaku dianiaya oknum polisi berinisial TA hingga muntah darah.
Foto: Remaja bernama Abdul Ajiz Potabuga (17) di Kabupaten Gorontalo mengaku dianiaya oknum polisi berinisial TA. (dok.istimewa)
Gorontalo -

Remaja bernama Abdul Ajiz Potabuga (17) di Kabupaten Gorontalo mengaku dianiaya oknum polisi berinisial TA hingga babak belur dan muntah darah. Oknum polisi tersebut kini diperiksa Propam Polda Gorontalo.

Peristiwa itu terjadi di Kelurahan Kayubulan, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo pada Selasa (30/1). Kapolres Gorontalo AKBP Deddy Herman menyebut peristiwa itu dipicu aksi tawuran antara pelajar SMK saat bermain futsal.

"Untuk kronologis dua-duanya berbeda keterangan. Korban bilang begini dan keterangan anggota juga bilang begitu. Intinya awal kejadian karena ada tawuran, ribut-ribut waktu main futsal antara anak SMK," kata AKBP Deddy Herman kepada detikcom, Kamis (1/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Deddy mengungkapkan bahwa pelapor mengaku dipukul pakai popor senjata di wajah. Sementara terlapor mengaku tidak sengaja popor senjatanya mengenai muka korban hingga terluka.

"Menurut keterangan pelapor terkena yang mana dia dipukul pakai popor senjata. Tapi kalau dari terlapor dia tidak sengaja. Pada saat itu dia kan sementara mengamankan bawa senjata, senjata bergerak. Ini terlapor mau lari akhirnya terkena popor senjata, tidak sengaja," bebernya.

ADVERTISEMENT

Deddy mengatakan TA telah menjalani pemeriksaan oleh Propam setelah korban melapor. Dia memastikan kasus ini akan diusut tuntas dan oknum anggota tersebut akan disanksi jika terbukti bersalah.

"Sementara masih proses pendalaman oleh Propam Polda Gorontalo, kalau anggota salah akan diproses," katanya.

Di sisi lain, Deddy menyampaikan permohonan maaf ke korban dan keluarganya. Dia juga berharap kejadian serupa tidak terulang.

"Dan saya selaku Kapolres Gorontalo kalau kejadian itu benar saya minta maaf atas nama anggota Polri dan atas nama Polres Gorontalo. Kemudian ini menjadi pelajaran dan tidak akan terulang lagi," katanya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

Korban Muntah Darah

Abdul mengungkapkan peristiwa itu berawal saat temannya dihubungi kakaknya lantaran mendapat masalah di depan Kampus Universitas Gorontalo. Dia dan beberapa temannya kemudian menuju ke lokasi.

"Ini awalnya saya di rumah, teman saya ini menerima telepon dari kakaknya yang mengaku mendapat masalah di depan kampus Universitas Gorontalo. Saya ajak teman lain dan langsung ke sana, begitu kami tiba masalah sudah selesai dengan saling minta maaf," katanya, Kamis (1/2).

Saat dalam perjalanan pulang, Abdul dan teman-temanya dicegat oleh oknum polisi yang mengendarai mobil. Abdul kemudian mencoba menjelaskan bahwa bukan dirinya yang terlibat perkelahian di lokasi.

"Saya dan teman dicegat dengan mobil oleh komandan itu. Begitu keluar dari mobil dia berteriak jangan lari, katanya kalau lari akan ditembak. Saya ini tidak tau apa-apa kaget sekali langsung dipegang di kerah baju (polisi). Saya takut saya tanya, ada apa ini komandan? Katanya jangan melawan. Saya bilang, komandan bukan saya yang berkelahi," terangnya.

Abdul menuturkan oknum polisi tersebut tiba-tiba memukulnya menggunakan senjata di bagian wajah. Akibatnya matanya memar hingga muntah darah saat tiba di rumah.

"Komandan itu sementara pegang senjata tiba-tiba pantat senjata (dipukulkan ke saya) kena mata kiri saya. Merasa sakit, saya langsung menangis. Dari kejadian itu saya pulang tiba di rumah saya muntah darah," jelasnya.

Halaman 2 dari 2
(hsr/hmw)

Hide Ads