Orang tua siswa penghafal Al-Qur'an, Salahuddin mendesak agar guru inisial SR yang menyetrika punggung anaknya inisial MAG (13) di Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) diberhentikan. Salahuddin mengatakan anaknya dalam kondisi trauma karena luka melepuh di tubuhnya.
"Ada trauma pada anak saya. Jadi saya mau dia bertanggung jawab," kata Salahuddin kepada detikSulsel, Minggu (28/1/2024).
Salahuddin juga berharap pihak Pondok Tahfiz Al-Qur-an Khairah Umma Parepare bertanggung jawab. Dia meminta terduga pelaku untuk diberikan efek jera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau saya sebenarnya harus bertanggung jawab (pelaku). Ini kejadian luar biasa anak saya kan masih di bawah umur. (Sanksinya) Minimal diberhentikan," tegasnya.
Salahuddin pun menyerahkan kasus dugaan penganiayaan ini ke polisi. Berdasarkan informasi yang diterimanya, terduga pelaku disebut sudah ditetapkan sebagai tersangka.
"Itu tersangka sudah diamankan (ditahan). Saya dari Polres tadi tanda tangan berkasnya," jelas Salahuddin.
Dia menambahkan, Pemkot Parepare juga mengatensi persoalan ini. Pemerintah lanjut Salahuddin, meminta maaf dan akan menindaklanjuti insiden tersebut.
"Kemarin ada Pak Kabag Kesra datang meminta maaf atas nama Pemkot Parepare. Beliau bilang bukan meminta dicabut tetapi memikirkan kelanjutan pondok jangan sampai ditutup," paparnya.
Diberitakan sebelumnya, MAG (13) disetrika punggungnya hingga melepuh. Korban diduga dianiaya oleh gurunya sendiri berinisial SR karena bermain di tempat tidur saat jam istirahat.
Orang tua MAG, Salahuddin mengatakan, insiden itu terjadi di Pondok Tahfiz Al-Qur-an Khairah Umma pada Rabu (24/1) sekitar pukul 08.00 Wita. Anaknya saat itu tengah bermain bersama rekannya di tempat tidur.
"Istirahat kan jam 8-9 pagi, bisa main-main, bisa istirahat tidur. Ini anak saya main tutup botol di tempat tidur," ungkap Salahuddin kepada detikSulsel, Minggu (28/1).
Salahuddin menuturkan, guru atau pembina tahfiznya saat itu sedang menyetrika di kamarnya hingga melihat aksi siswanya. SR lantas menegur korban dan rekannya untuk menghentikan permainannya.
"Dia sedang main di tempat tidur, ditegur sama gurunya jangan main main begitu. gunakan waktu istirahat untuk tidur," tuturnya.
"Pada saat dia (SR) selesai menyetrika dia bermaksud mengembalikan setrika, tapi dia masih melihat dua anak-anak ini, kan dua anak korban, ada anak saya dan temannya lagi satu orang," tambah Salahuddin.
(sar/hsr)