Siapa pemilik peluru nyasar yang menembak lansia bernama Naisa (61) di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) masih menjadi tanda tanya. Polisi terkendala minimnya saksi untuk mengungkap kasus ini.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Devi Sujana mengatakan hingga kini saksi yang bisa dimintai keterangan terkait peluru nyasar itu masih sangat minim. Devi mengaku pihaknya masih terus melakukan penyelidikan.
"Nah terkait ini tembakan dari mana kan sampai sekarang kita minim saksi. Kalau perkembangan belum ada dari kemarin yang ditanyakan," ujar Kompol Devi kepada detikSulsel, Sabtu (27/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Devi menyebut pihaknya juga masih mempelajari jarak tempuh yang dapat dicapai oleh peluru tersebut untuk mengetahui posisi asalnya. Pasalnya, peluru itu menembus paha kanan korban dari atap rumah.
"Jaraknya bisa jauh bisa dekat, kita belum bisa pastikan dari mana pelurunya karena dari atas," tuturnya.
Sejauh ini, polisi baru mengetahui peluru tersebut berukuran 9 mm yang berasal dari senjata pabrikan. Devi menyebut pihaknya masih mendalami sejumlah jenis senjata yang cocok dengan peluru tersebut.
"(Senpi) pabrikan ya yang ada mereknya, terus ukuran pelurunya kaliber 9 mm, nah dari kaliber itu kan kita bisa cari nih jenis senjata apa yang cocok dengan kaliber itu. Contohnya kayak FN, Six Shower, Blok, (dan) HE," ungkapnya.
Devi pun mengimbau masyarakat sekitar tempat kejadian perkara (TKP) untuk aktif memberi informasi kepada polisi terkait kasus ini. Sebab, dengan laporan dari masyarakat menjadi bahan penyelidikan bagi polisi untuk menguak kasus peluru nyasar ini.
"Nah silakan diberitakan misalkan dari masyarakat yang pada saat kejadian itu kan hari Minggu. Pada saat ada yang dengar suara tembakan di sekitarnya, sampaikan biar kita lakukan penyelidikan," pungkasnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Kriminolog Akui Sulit Ungkap Pemilik Proyektil
Kasus ini turut menjadi perhatian Kriminolog Universitas Negeri Makassar (UNM) Heri Tahir. Dia mengakui tidak mudah mengungkap pemilik peluru nyasar yang mengenai lansia bernama Naisa itu.
Namun demikian, Heri yakin pemilik peluru bisa terungkap. Namun dengan syarat aparat serius melakukan penyelidikan.
"Bisa (dilacak), itu kan bisa (proyektil) menjadi petunjuk awal, meskipun memang tidak mudah untuk mengungkap kasus itu. Tapi itu kan bisa menjadi suatu petunjuk," kata Heri kepada detikSulsel, Sabtu (27/1/2024).
"Itulah yang sebenarnya kuncinya di situ adalah kesungguhan, apakah memang ada niat baik atau kesungguhan untuk mengungkap kasus itu," ucapnya.
Menurut Heri, proyektil yang menjadi barang bukti bisa melacak jenis senjata dan pemiliknya. Selain itu, asal usul peluru dan posisi penembak juga sebenarnya dapat dilacak.
"Misalnya sudah ada proyektil digunakan bisa diidentifikasi jenis senjata yang digunakan ini dan siapa yang melakukan itu. Ya itu bisa dilakukan penyelidikan kira-kira posisi ketika terjadi penembakan kira-kira arahnya dari mana, itu kan bisa diukur semua," terangnya.
Lebih lanjut, Heri mengaku sempat curiga kasus ini didiamkan karena tidak ada desakan dari publik. Sehingga, membuat pengungkapan kasus tersebut terbilang lama.
"Nah itu kan sekarang ini dengan era teknologi informasi kita mengenal bahwa kadang ada suatu kasus itu sungguh-sungguh diperhatikan diungkap kalau ada desakan publik, dengan istilah kasus itu jadi viral," ujarnya.
Untuk Diketahui, insiden yang menimpa korban terjadi di rumahnya, Jalan AR Dg Ngunjung, Kecamatan Tallo, pada Minggu (7/1) sekitar pukul 03.00 Wita. Saat itu korban sedang dalam kondisi tertidur.