6 Hal Tentang Lansia di Makassar Tertembak Peluru Nyasar dari Senpi Pabrikan

6 Hal Tentang Lansia di Makassar Tertembak Peluru Nyasar dari Senpi Pabrikan

Tim detikSulsel - detikSulsel
Sabtu, 13 Jan 2024 10:00 WIB
Polisi melakukan olah TKP peluru nyasar di Makassar, Sulsel.
Foto: Polisi melakukan olah TKP peluru nyasar di Makassar, Sulsel. (Dok. Istimewa)
Makassar -

Wanita bernama Naisa (61) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) terkena tembakan peluru nyasar di rumahnya. Proyektil yang mengenai paha korban terungkap dari senjata api (senpi) pabrikan.

Peristiwa itu terjadi rumah korban di Jalan AR Dg Ngunjung, Kelurahan Rappokalling, Kecamatan Tallo, Makassar, Minggu (7/1) sekitar pukul 03.00 Wita. Korban terkena tembakan saat sedang tertidur.

"Adapun korban terkena peluru nyasar pada bagian paha sebelah kanan," kata Kasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Devi Sujana kepada wartawan, Senin (8/1).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirangkum detikSulsel, Sabtu (12/1/2024), berikut 6 hal tentang wanita lansia terkena tembakan peluru nyasar di Makassar:

1. Kronologi Lansia Kena Peluru Nyasar

Devi menjelaskan, korban saat itu tengah tidur di ruang tamu. Saat itu dia tertidur berdampingan dengan suaminya.

ADVERTISEMENT

"Korban sementara tidur di ruang tamu rumah bersama suaminya," ucap Devi.

Naisa tiba-tiba terbangun karena kesakitan. Naisa kemudian membangunkan suaminya karena pahanya berlumuran darah.

"Tiba-tiba korban terbangun karena merasakan sakit pada paha sebelah kanannya," tambahnya.

2. Temuan Lubang di Atap Rumah

Suami korban sempat mengecek kondisi rumah karena curiga dengan luka yang dialami istrinya. Dari hasil pengecekan ditemukan sebuah lubang di atap yang tembus melewati plafon rumahnya.

"Suami korban memeriksa ruangan dan mendapati sebuah lubang pada atap ruang tamu rumahnya, tepat berada di atas tempatnya bersama korban tertidur," ujarnya.

Devi menuturkan, korban lalu dilarikan ke Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Naisa menjalani operasi pengangkatan proyektil dari pahanya.

"Telah diupayakan untuk melakukan pengeluaran benda yang diduga sebuah proyektil peluru," bebernya.

3. Proyektil dari Senpi Pabrikan

Polisi mengungkap proyektil peluru yang mengenai Naisa merupakan senpi pabrikan dengan kaliber 9 milimeter yang biasanya digunakan aparat negara. Hal itu berdasarkan pemeriksaan Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sulsel.

"Peluru tersebut berasal dari senpi pabrikan. Adapun peluru tersebut kaliber 9 mm. Semua kaliber 9 mm pabrikan digunakan oleh TNI, Polri, BNN, dan sebagainya," kata Devi Sujana saat dikonfirmasi, Jumat (12/1).

Namun Devi enggan berspekulasi terkait sosok yang menggunakan senpi dan melepaskan tembakan. Dia mengaku senjata pabrikan biasanya bisa juga digunakan warga sipil jika sudah memiliki izin.

"Senjata ini kan banyak ada yang olahraga menembak juga, ya nggak bisalah nanti aparat ya aparat mana. Itu kan orang yang punya izin bisa untuk jaga-jaga, olahraga kan bisa," tegasnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

4. Polisi Periksa 7 Saksi

Devi menyebut sebanyak 7 saksi sudah diperiksa. Dia berharap keterangan saksi bisa membantu untuk mengungkap kasus ini hingga tuntas sembari tetap penyelidikan di lapangan.

"7 saksi itu ini aja yang dari pihak korban dilakukan BAP (berita acara pemeriksaan), keluarganya yang antar ke rumah sakit, pihak dokter," kata Devi.

Pihaknya masih menyelidiki sosok yang menembakkan peluru itu. Namun dia memastikan tidak operasi dari aparat kepolisian di sekitar lokasi kejadian saat insiden terjadi.

"Kalau dari kami nggak ada (operasi di sekitar TKP). Coba ada dari masyarakat ada yang tahu ada penembakan apa silakan (melapor)" tuturnya.

5. Naisa Trauma dan Susah Tidur

Korban peluru nyasar, Naisa (61) mengaku trauma atas insiden yang menimpanya. Dia mengaku stres setiap kali mengingat kejadian tersebut.

"Iya traumalah, perasaanku nda baik pi ini karena kepala masih sakit jadi susah tidur," kata Naisa saat ditemui detikSulsel di kediamannya, Jumat (12/1).

Naisa mengaku saat ini masih merasakan sakit akibat peluru nyasar yang menembus pahanya. Korban juga mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas kesehariannya sehingga harus dibantu orang lain.

"Harus dituntun, kadang dipegang," ucap Naisa.

6. Suami Naisa Belum Kembali Kerja

Sementara suami Naisa, M Tahir (64) belum kembali bekerja sebagai buruh ikan sejak istrinya terkena tembakan. Dia mengaku khawatir dan tidak bisa konsentrasi.

"Saya buruh ikan, sampai sekarang saya belum (kembali bekerja) karena perasaan bekerja itu tidak enak lah," beber Tahir.

Dia berharap kasus ini bisa segera diusut tuntas dan pelaku bisa diketahui. Hal ini agar Tahir bersama istrinya setidaknya bisa hidup tenang.

"Jadi kalau sudah ada titik terang dari masalah ini ya terutama kita ini ya merasa lega," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(sar/asm)

Hide Ads