Lansia bernama Naisa (61) di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) masih trauma hingga susah tidur usai tertembak peluru nyasar. Korban hingga saat ini juga masih khawatir kejadian tersebut terulang.
"Iya traumalah, perasaanku nda baik pi ini karena kepala masih sakit jadi susah tidur," kata Naisa saat ditemui detikSulsel di kediamannya, Jumat (12/1/2024).
Naisa mengaku saat ini masih merasakan sakit akibat peluru nyasar yang menembus pahanya. Korban juga mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas kesehariannya sehingga harus dibantu orang lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harus dituntun, kadang dipegang," ucap Naisa.
Sementara itu, suami Naisa bernama M Tahir (64) juga merasa syok akibat insiden tersebut. Ia mengatakan insiden yang menimpa istrinya itu sempat membuatnya hampir stres.
"Saya saja sekarang kalau mau ingat itu kejadian sampai-sampai saya mau stres," ujar M Tahir.
Tahir mengatakan, sebelumnya tidak pernah terlintas di pikirannya insiden tersebut akan terjadi pada istrinya. Bahkan sampai saat ini Tahir juga belum kembali bekerja karena masih merasa syok.
"Saya buruh ikan, sampai sekarang saya belum (kembali belerja) karena perasaan bekerja itu tidak enak lah," bebernya.
Tahir berharap agar kasus tersebut diusut sampai tuntas. Selain itu, ia juga berharap pemilik senjata api tersebut segera diketahui.
"Jadi kalau sudah ada titik terang dari masalah ini ya terutama kita ini ya merasa lega," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Naisa tertembak peluru nyasar saat tidur di ruang tamu rumahnya di Jalan AR Dg Ngunjung, Kecamatan Tallo, Makassar, Minggu (7/1) sekitar pukul 03.00 Wita. Polisi menyebut terdapat bekas ulir goresan pada proyektil yang menembus paha korban.
"Jadi kemungkinan besar ini senjata dari pabrikan, bukan rakitan," ungkap Kasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Devi Sujana kepada wartawan pada Selasa (9/1).
Devi mengatakan pihaknya masih mendalami proyektil dari senjata pabrikan tersebut. Kemudian proyektil tersebut dalam pemeriksaan Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sulsel.
"Maksudnya senjata pabrikan berasal dari pabrik, bukan dari buatan rakitan. Pabrikan maksudnya ada mereknya tapi kita belum bisa simpulkan," ujarnya.
(asm/sar)