Polisi masih melakukan pengejaran terhadap dua pelaku lain dalam kasus pembakaran Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Istiqamah di Kabulaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel). Kedua pelaku diminta segera menyerahkan diri.
Kapolres Luwu AKBP Arisandi mengatakan kedua pelaku yang masih buron teridentifikasi berinisial TO dan TA. Keduanya disebut turut berperan dalam aksi pembakaran Ponpes Darul Istiqamah.
"Dia pelaku berinisial TO dan TA, mereka berperan juga melakukan teror dalam penyerang ini. Jadi saya imbau untuk pelaku tersebut agar segera menyerahkan diri guna mempertanggungjawabkan perbuatannya," kata Arisandi kepada detikSulsel, Senin (18/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wanti-wanti itu disampaikan Arisandi setelah menangkap seorang pelaku pembakaran lainnya berinisial H (39) di Kecamatan Cilallang, Kabupaten Luwu, Sabtu (16/12) sekitar pukul 23.30 Wita. Sebelumnya polisi juga telah menangkap pelaku berinisial BS (45) di wilayah di Kecamatan Cilallang, Luwu, Kamis (14/12), sekitar pukul 19.00 Wita.
"Iya kami sudah amankan lagi satu pelaku pembakaran Ponpes Darul Istiqamah," ujar Arisandi.
Arisandi mengungkapkan saat ini pihaknya total sudah mengamankan dua pelaku pembakaran Ponpes. Dari sejumlah pelaku penyerangan, pihaknya baru mengidentifikasi 4 pelaku.
"4 Pelaku sudah diidentifikasi, 2 sudah ditangkap yakni H (39) dan BS (45) ditangkap sehari setelah aksi penyerangan dan teror Ponpes, dua orang masih kami buru," ungkapnya.
Sementara, dua pelaku penyerangan dan pembakaran Ponpes akan dikenakan Pasal 187 ayat 1 dan ayat 2 KUHP juncto Pasal 55 KUHP dengan sanksi pidana penjara paling lama 15 tahun.
Penyerangan Diwarnai Saling Lapor
Kasus penyerangan Ponpes Darul Istiqamah Luwu ini belakangan berbuntut panjang. Pengelola Ponpes dan ahli waris yang bertikai saling lapor hingga seorang guru bernama Usamah ditangkap polisi.
"Memang setelah kejadian pembakaran Ponpes itu kedua pihak saling melaporkan," kata Kasat Reskrim Polres Luwu AKP Muh Saleh kepada detikSulsel (18/12).
Pihak ahli waris disebut melaporkan adanya dugaan pemukulan yang dilakukan salah seorang guru Ponpes Darul Istiqamah. Sementara kata dia, pihak Ponpes juga melaporkan penyerangan guru Ponpes yang dilakukan ahli waris.
"Jadi aksi saling lapor yang dilakukan ini setelah perkelahian antara ahli waris dengan salah satu guru Ponpes. Jadi saling klaim, ahli waris bilang dia dipukuli, guru Ponpes bilang dia diserang. Nah kejadian inilah yang menjadi pemicu penyerangan yang dilakukan sekelompok OTK pada Rabu (13/12) malam," paprnya.
Atas aksi saling lapor itu, lanjut Saleh, pihaknya sudah mengamankan 2 orang yang bertikai yakni, guru Ponpes bernama Usamah dan ahli waris bernama Yusuf Hatta. Keduanya saat ini sudah menjalani pemeriksaan di Polres Luwu.
"Kita sudah amankan keduanya. Sementara kami periksa di kantor, karena perkelahian mereka kan pemicu penyerangan itu," ucapnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Pihak Ponpes Sayangkan Guru Diamankan
Pengelola Ponpes Darul Istiqamah Luwu Syukran Muadz menyayangkan adanya penangkapan guru Ponpes Darul Istiqamah. Menurutnya, guru tersebut hanya membela diri setelah diserang oleh ahli waris.
"Iya kami sayangkan sebenarnya ada penangkapan guru kamu, karena kan guru kami justru diserang dengan ahli waris bernama Yusuf Hatta. Guru ini hanya berusaha membela diri, tapi mereka menggoreng opini untuk mengajak preman sehingga ada penyerangan Ponpes," ujarnya saat dikonfirmasi terpisah.
Untuk diketahui, penyerangan di Ponpes Darul Istiqamah Luwu terjadi pada Rabu (13/12) sekitar pukul 21.00 Wita. Pihak ahli waris menjelaskan jika kedatangannya hendak mengklarifikasi status kepemilikan lahan ke pengelola.
Pihaknya heran karena ternyata ada orang lain yang sudah berkumpul. Keramaian yang berujung pada pecahnya kericuhan hingga bangunan di pesantren dibakar.
"Jadi memang keluarga yang datang malam itu di Ponpes, tapi ada juga orang-orang yang tidak dikenal," kata keluarga ahli waris Kiki Reski kepada detikSulsel, Minggu (17/12).