Polisi mengungkap penyebab Hasan Saputra Marjono (17), mahasiswa Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, tewas saat mengikuti pengkaderan. Dari hasil autopsi korban meninggal karena pendarahan di kepala.
"Untuk sekarang ini dugaan awal penyebab kematian korban ini akibat pendarahan di kepala," ujar Kapolres Bone Bolango AKBP Muhammad Alli kepada detikcom, Jumat (10/11/2023).
Muhammad mengatakan proses autopsi dilakukan setelah dilakukan ekshumasi atau pembongkaran makam korban di Desa Diloniyohu, Kecamatan Boliyohuto, Kabupaten Gorontalo, Kamis (9/11). Langkah ini dilakukan setelah persetujuan dari orang tua korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk ekshumasi kemarin sudah selesai tujuannya untuk kita mengetahui apa yang terjadi kepada korban apakah karena sakit atau pun meninggal dengan hal lain," tuturnya.
Muhammad menjelaskan hasil autopsi ini masih akan ditindaklanjuti. Pihaknya juga masih mendalami keterangan saksi untuk memastikan ada atau tidaknya unsur pidana dalam kasus ini.
"Kemarin hasil prarekonstruksi kami temukan bahwa korban memang sempat terjatuh dan menghantam bagian belakang kepala dan itu sudah dijelaskan oleh para saksi," katanya.
Sejauh ini, polisi telah memeriksa 78 saksi dari panitia, peserta pengkaderan. Petugas medis di Rumah Sakit Aloe Saboe juga dimintai keterangan.
"Untuk saksi yang kita periksa 78 orang saksi yang terdiri dari 34 orang peserta pengkaderan, 42 orang panitia pelaksana, 1 orang Dokter dan 1 orang perawat," kata Muhammad.
"Kami juga akan melakukan pemeriksaan ulang kepada panitia pengkaderan," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo, Hasan Saputra Marjono yang tewas saat mengikuti pengkaderan ternyata sempat mendapat kekerasan fisik. Polisi menyebut korban dipukul menggunakan sandal.
Korban tewas saat kegiatan pengkaderan di Desa Lompotoo, Kecamatan Suwawa Tengah, Kabupaten Bone Bolango, Minggu (1/10) lalu. Korban merupakan mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI) Fakultas Syariah IAIN Gorontalo.
"Ada pemukulan, tapi pemukulan dengan menggunakan sandal jepit," ujar Kapolres Bone Bolango AKBP Muhammad Alli kepada detikcom, Rabu (11/10).
(ata/sar)