Kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyerang dan menganiaya 5 petugas kesehatan yang mengecek fakta terkait bencana kelaparan di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. KKB menyerang petugas kesehatan menggunakan parang, panah hingga senjata api (senpi).
Penyerangan tersebut terjadi di Puskesmas Distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo, Selasa (31/10) sekira pukul 10.00 WIT. Saat itu, KKB tiba-tiba mendatangi 5 petugas kesehatan yang menunggu pesawat.
"Pagi kami menunggu pesawat, pesawatnya nggak datang, di situ lah kami diserang," kata salah satu petugas kesehatan yang diserang bernama Danur Widuran, Rabu (1/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Danur mengatakan mereka awalnya tiba di Distrik Amuma untuk melakukan pengecekan terkait bencana kelaparan pada Senin (30/10). Namun saat akan pulang, penerbangan bermasalah sehingga memutuskan menginap di distrik tersebut.
"Saat pelayanan kami aman-aman saja, tidak ada apa-apa, tidak ada masalah karena kami berangkatnya itu jam 8, jam 9 kami sampai sehingga kalau untuk langsung antar-jemput mungkin tidak memungkinkan," terang Danur.
Kelima petugas kesehatan tersebut akhirnya menginap di Distrik Amuma. Keputusan itu juga telah dikoordinasikan bersama Kepala Puskesmas dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo.
"Kami koordinasi juga dengan pak Kapus, dokter Leo sebelum kami berangkat, pak Kadis juga beliau bilang ya udah tidak apa-apa menginap di sana," ujarnya.
Salah satu korban lainnya bernama Angganita Manodwen mengatakan saat itu, 4 rekannya pergi menanyakan informasi jadwal pesawat. Sebab, di Distrik Amuma tidak ada radio Single Side Band (SSB).
"Kami ini berlima, berempat ke tempat SSB menanyakan pesawat datang jam berapa, lalu saya duduk di puskesmas. Cuma memang situasi kemarin tidak seperti biasa," kata Angganita.
Dia menambahkan, tak berselang lama sekelompok OTK yang diduga KKB datang. Menurutnya, terduga pelaku datang sambil berteriak dari ujung lapangan terbang di Distrik Amuma.
"Jadi mereka pas turun kami berkumpul di rumah perawat. Kami sedang di situ, adik yang dengar mereka dari ujung bandara sudah berteriak," imbuhnya.
Angganita menyebut, kelompok OTK tersebut sempat bertanya kepada petugas kesehatan. Mereka mencurigai petugas kesehatan ini adalah mata-mata yang sedang menyamar.
"Kalian menyamar? Kata mereka, kami tidak menyamar, kami memang orang kesehatan," ungkap Angganita menirukan perbincangannya dengan terduga pelaku tersebut.
Setelah itu, para pelaku langsung mengumpulkan kelima petugas kesehatan tersebut. Mereka mulai menganiaya dengan cara menendang dan memukul.
"Ini dokter mereka semua ditendang, dipukul, saya pele (adang) mereka. Lalu mereka semua diminta KTP. KTP diperiksa diyakinkan bahwa kami ini memang orang kesehatan," sambungnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Pelaku 20 Orang KKB
Sementara Kasatgas Humas Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno menambahkan pelaku penyerangan adalah anggota KKB yang berjumlah 20 orang. Anggota KKB tersebut membawa parang, busur panah, kapak, serta senjata api (senpi) laras pendek dan panjang.
"Sekitar 20 orang kelompok KKB dengan wajah yang dihitamkan dengan menggunakan alat tajam busur panah, kapak, parang, dan senjata api lasar pendek dan laras panjang," ujar Bayu dalam keterangannya, Rabu (1/11).
Selanjutnya, para petugas kesehatan tersebut dikumpulkan menjadi satu. Petugas kesehatan laki-laki disuruh melepas pakaiannya dengan hanya meninggalkan celana dalam.
"Kemudian para korban yang laki-laki ditelanjangi hanya menggunakan celana dalam saja, ditendang, dipukul dan ada yang dibacok tangannya," bebernya.
Dia menuturkan, kelima petugas kesehatan tersebut telah dievakuasi ke Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo. Selanjutnya, diterbangkan ke Jayapura untuk mendapatkan perawatan medis.
"Saat ini kelima nakes korban penganiayaan KKB siang tadi telah diberangkatkan dengan pesawat Doyo ke Jayapura," pungkasnya.