Gadis ABG berinisial SS (15) di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi korban penyekapan selama 21 hari usai kabur dari rumahnya. SS disekap dan dianiaya oleh pria berinisial APR alias A (23).
"Korban melapor ke polisi atas dugaan tindak pidana penyekapan dan penganiayaan," ujar Kapolresta Kendari Kombes M. Eka Fathurrahman dikonfirmasi detikcom, Selasa (3/10/2023).
Eka mengatakan korban meninggalkan rumahnya hendak ke rumah temannya di Jalan Kemuning, Kelurahan Kemaraya, Sabtu (9/9) lalu. Saat diperjalanan, korban dipalak oleh sekelompok orang yang sedang pesta miras.
"Saat diperjalanan, korban dipalak oleh sekelompok pemuda yang sedang miras," ujarnya.
Korban Sempat Ditolong Pelaku
Kasat Reskrim Polresta Kendari AKP Fitrayadi mengungkapkan saat dipalak itu, pelaku dan ibunya datang menolong korban. APR lalu mengajak SS ke rumahnya untuk beristirahat.
"APR dan ibunya menghampiri dan menolong korban. Setelah itu APR mengajak korban ke rumahnya karena di rumahnya ada teman perempuan korban yang berinisial FBR (perempuan)," bebernya.
Setelah tiba di rumah APR, korban mulai bercerita tentang masalah yang membuatnya kabur dari rumah. Korban lalu disarankan tinggal di rumah tersebut.
"APR dan ibunya kemudian menyarankan korban untuk tinggal di rumahnya. Korban pun mau karena memang saat itu butuh tempat tinggal. Terlebih ada FBR dan rekannya ME yang juga tinggal di sana," ungkap dia.
Menurut Fitrayadi, APR memperlakukan SS dengan baik selama tiga hari. Namun pada hari keempat atau Selasa (12/9), APR mulai meminta sejumlah uang kepada korban hingga menggadaikan perhiasan korban.
"Pelaku menggadaikan perhiasan korban," katanya.
Kemudian di hari keenam, korban meminta pelaku menebus kembali perhiasannya. Pelaku yang menolak membuat korban emosi dan mengancam akan melaporkan pelaku ke polisi.
Sikap korban tersebut membuat pelaku marah dan memukul korban. Korban lalu mencoba menghubungi suaminya namun handphonenya diambil palaku lalu digadaikan juga.
"Korban kemudian menangis dan APR melarang korban untuk keluar rumah dan diancam dan akan dipukul," terang Fitrayadi.
Sejak saat itu, korban kerap mengalami tindakan penganiayaan oleh pelaku. Bahkan pelaku tidak segan mengiris kaki korban karena tidak diberikan uang.
"Perlakukan pelaku menganiaya korban hampir setiap hari dan juga pelaku pernah mengiris kaki korban menggunakan pisau karena korban tidak mau memberikannya uang," ujarnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Simak Video "Video: Pilu 3 Balita di Kendari Tewas Terjebak Kebakaran saat Ditinggal Ibu Beli Makan"
(hsr/hsr)