Ortu Ungkap Alasan Polisikan Guru SD Makassar Usai Anaknya Dicubit-Lebam

Kota Makassar

Ortu Ungkap Alasan Polisikan Guru SD Makassar Usai Anaknya Dicubit-Lebam

Ahmad Nurfajri Syahidallah - detikSulsel
Senin, 02 Okt 2023 16:34 WIB
Ilustrasi kekerasan pada anak
Foto: Ilustrasi kekerasan anak. (Getty Images/iStockphoto/takasuu)
Makassar -

Guru SD berinisial ST di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) dilaporkan ke polisi usai mencubit siswanya inisial AA (7) hingga lebam. Orang tua AA inisial ESS mengaku melaporkan ST karena dianggap tidak memiliki iktikad baik meminta maaf.

"Karena tidak ada sama sekali keluar kata maaf dari mulutnya (ST). Jadi saya bilang begini, saya kasih dua pilihan. Kalau bapak ini tidak dikeluarkan, saya penjarakan," ujar ESS kepada detikSulsel, Senin (2/10/2023).

ESS mengaku tidak menerima anaknya dicubit hingga lebam. Awalnya, anaknya sedang bermain di musala sekolah bersama temannya hingga ST datang menegur dengan cara mencubit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Waktu itu AA masuk pagi. Terus di musala dia main-main sama temannya. Datang lah Pak ST. Dia mencubit sambil bilang ini bukan panggung untuk joget-joget. Dicubit berkali-kali, ada empat kali dicubit," tuturnya.

Dia menuturkan, luka lebam AA itu pertama kali ditemukan oleh neneknya. Saat itu, neneknya mencecar AA pertanyaan hingga akhirnya mengaku telah dicubit oleh gurunya.

ADVERTISEMENT

"Waktu mau dikasih tidur sama neneknya, mau digantikan celananya, mau dikasih pakai minyak telon. Tiba-tiba AA bilang duh sakit nenek. Pas dilihat baik-baik, ih, memar. Ditanyalah sampai akhirnya mengaku. Dia bilang dicubit sama gurunya, Pak ST," bebernya.

ESS melanjutkan dia dan keluarganya hanya ingin mendengar permintaan maaf dari ST atas perlakuannya kepada AA. Hanya saja, saat mendatangi sekolah, ST malah memberikan reaksi tak terduga kepada keluarganya.

"Datanglah (ST di sekolah). Ngomonglah sama Pak ST. Bapak saya ngomong, 'Pak kenapa cucu saya dicubit sampai seperti itu?'. Dari awal kami datang, dia ketawa-ketawa, senyum-senyum terus," ucapnya.

Menurutnya, ST saat itu hanya mengakui perbuatannya tanpa diiringi permintaan maaf. ESS turut menyoroti profesionalisme STT selaku tenaga pendidik.

"Dia cuma bilang khilaf, tidak ada kata maaf. Saya bilang, Bapak 20 tahun mengajar di sini. Bapak tidak bisa bedakan cara mendidik anak kelas 1 SD dengan lainnya," papar ESS.

Belakangan, ST justru melaporkan balik orang tua AA ke polisi atas dugaan penghinaan. ESS mengaku heran atas laporan tersebut meski diakui siap menghadapi perkara tersebut.

"Saya siap (jika ST melapor balik). Saya rasa, penghinaan bagaimana dulu yah. Saya tidak masalah lapor balik karena penghinaan. Karena saya cuma bilang, bapak ini tua goblok," tuturnya dengan menohok ST.

"Bapak 20 tahun mengajar di sini. Bapak tidak bisa bedakan cara mendidik anak kelas 1 SD dengan lainnya. Kan yang merasa keberatan saya. Anak saya dicubit sampai lebam," tutup ESS.

Sebelumnya diberitakan, ST dilaporkan ke polisi usai mencubit AA hingga lebam di bagian paha. Tak lama kemudian, ST balik melaporkan orang tua AA, ESS kepada polisi dengan dugaan pencemaran nama baik.

"Iya ada laporannya. Kami yang tangani laporannya. Baru kami terima LP-nya," ujar Kanit Jatanras Polrestabes Makassar Iptu Fachrul kepada dengan detikSulsel, Minggu (1/10).

Fachrul menyebut ST melaporkan balik ESS dengan dugaan penghinaan. ST memasukkan laporannya ke Polrestabes Makassar dua hari setelah dilaporkan pada Rabu (27/9).

"Kalau dari laporannya, dia laporkan penghinaan. (Laporannya masuk) hari Rabu tanggal 27 September 2023," tuturnya.




(sar/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads