Oknum pimpinan Madrasah Tsanawiyah (MTs) berinisial AR (49) di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) diduga mencabuli salah satu siswi yang berusia 13 tahun. Pelaku kini diamankan polisi usai nyaris diamuk massa.
Peristiwa itu terjadi di MTs yang berada di wilayah Kecamatan Campalagian pada Senin (18/9). Pencabulan bermula ketika pelaku mendapati pesan singkat korban dengan pacarnya.
"Dia melihat chat-chatan dari si korban. Itukan chat dengan pacarnya," kata Kasat Reskrim Polres Polman Iptu I Gusti Bagus Krisna Wardhana kepada wartawan, Jumat (22/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gusti tidak menjelaskan lebih lanjut soal isi pesan chat yang dimaksud. Namun hal tersebut membuat terduga pelaku berhasrat untuk mencabuli korban.
"Berawal dari itu, sehingga si terduga pelaku ini berhasrat, ada keinginan (mencabuli)," ujar Gusti.
Gusti menuturkan, tindak pencabulan terjadi dalam ruang asrama Madrasah Ibtidaiyah yang dipimpin oleh pelaku AR. Pelaku sendiri yang datang menemui korban.
"Inikan korban ditemui (pelaku) di asrama dengan salah satu saksi di situ," ungkap Gusti.
Saat di lokasi, pelaku meminta rekan korban pergi meninggalkan mereka. Korban yang merasa tertekan pun terdiam ketika dicabuli oleh terduga pelaku.
"Si saksi (teman korban) ini disuruh keluar, di situlah terjadi dugaan asusila tersebut, dibuka jilbabnya (korban) oleh pelaku terus dipegang-pegang," jelasnya.
"Kalau untuk pemaksaan ada, korban dipegang-pegang. Korban karena merasa di bawah tekanan dia diam," sambung Gusti.
Tidak berselang lama, rekan korban kembali dan melihat perbuatan pelaku. Hal tersebut membuat pelaku menghentikan perbuatannya.
"Setelah saksi datang akhirnya bisa lepas (korban), saat itu pelaku masih dalam ruangan," jelas Gusti.
Gusti melanjutkan korban yang trauma, bergegas pulang lalu menceritakan perbuatan terduga pelaku terhadap dirinya. Keluarga korban pun ramai-ramai mendatangi rumah pelaku pada Rabu (20/9) malam.
Belakangan, polisi yang menerima informasi juga turun ke lokasi. Aparat kepolisian pun mengamankan AR untuk menghindari amukan dari keluarga korban.
"Setelah pulang akhirnya disampaikan kepada keluarga. Dari keluarga itulah, dari ibu, keluarga, tetangga akhirnya merespons kejadian tersebut," pungkasnya.
(sar/hmw)