Polisi menembak mati warga berinisial MH (47) di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo gegara membacok aparat menggunakan parang. MH menyerang anggota polisi saat akan diamankan.
Peristiwa ini terjadi di Kelurahan Tenda, Kecamatan Hulonthalangi, Kota Gorontalo pada Sabtu (9/9). Awalnya polisi mendapat laporan bahwa MH yang sebelumnya mengamuk dan menyerang polisi berada di sekitar rumah warga dengan membawa dua parang.
"Sekira pukul 02.15 Wita menerima informasi bahwa yang mana pelaku terlihat di sekitaran rumah warga yang saat itu membawa dua parang," ujar Kapolresta Gorontalo Kota Kombes Ade Permana kepada detikcom, Senin (10/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ade mengaku aparat saat itu sudah meminta pelaku untuk menenangkan diri. Namun upaya polisi justru mendapatkan perlawanan dari pelaku.
"Lalu personel menuju lokasi meminta MH untuk melepaskan parangnya akan tetapi MH malah maju dan menyerang personel," lanjut Kombes Ade.
Ade menuturkan anggota polisi yang berada di lokasi kemudian memberikan tembakan peringatan ke MH. Namun tembakan tersebut tidak dihiraukan, MH tetap maju hendak menyerang petugas.
"Kami lakukan tindakan terukur dengan memberikan tembakan peringatan sebanyak empat kali," terangnya.
Lanjut Ade, satu tembakan diarahkan ke badan MH hingga mengalami luka. MH lalu dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia.
"Satu kali ke arah badan MH sehingga MH mengalami luka, kemudian pelaku kami larikan ke rumah sakit," bebernya.
Korban Mengamuk Bacok Aparat
Ade menjelaskan kasus ini bermula saat anggotanya bernama Bripka Ariyanto menerima laporan bahwa MH mengamuk pada Jumat (8/9). Personel kepolisian kemudian menuju rumah MH.
"Atas laporan itu tim segera ke lokasi," ujarAde.
Saat tiba di rumah MH, Bripka Ariyanto mengetuk rumah pelaku. Namun pelaku tiba-tiba muncul dan mengejar Bripka Ariyanto dan membacok korban pada bagian tangan dan perut.
"Bripka Ariyanto berusaha menghindar (lalu) terjatuh, (dibacok) lalu menangkis dengan tangan kosong (hingga) terkena bacokan di bagian tangan dan perut," jelas Ade.
Serangan MH mengakibatkan Bripka Ariyanto menderita luka pada bagian perut dan di jari tangan kanan. Korban lantas dilarikan ke rumah sakit dan diberikan perawatan medis.
"Anggota kami luka yang dialami terdiri dari lima jahitan bagian perut, lima jahitan tangan sebelah kiri, jari tengah sebelah kanan lima jahitan, jari manis sebelah kiri tiga jahitan, dan jari kelingking sebelah kiri tiga jahitan," katanya.
MH langsung melarikan diri usai membacok korban. MH kemudian ditemukan personel kepolisian atas laporan warga pada Sabtu (9/9) sekitar pukul 02.15 Wita.
Ade menegaskan MH bukan merupakan orang dengan gangguan kejiwaan (ODGJ). Tapi dia diduga mengalami gangguan mental karena masalah keluarga.
"Kami tidak bisa kategorikan ODGJ, karena pelaku sifatnya berubah-ubah, sesuai informasi warga ini pelaku MH mengalami gangguan mental karena ditinggal keluarga," pungkasnya.
(hsr/sar)