Pria berinisial US (50) di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) diadukan adik iparnya inisial MA ke polisi. Pasalnya, US diduga telah melecehkan keponakannya perempuan berusia 10 tahun.
"Pelecehan, yang diadukan kakak iparnya (US)," kata Kanit Pelayanan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Polres Polman Ipda Mulyono kepada wartawan, Senin (4/9/2023).
Dugaan tindak pelecehan seksual itu diadukan ibu korban pada Jumat (1/9). Polisi tengah menyelidiki pengaduan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang melapor mama korban," ujar Mulyono.
Berdasarkan informasi yang diperoleh polisi, tindak pelecehan ini berlangsung di rumah nenek korban. Selama ini, korban diketahui tinggal bersama neneknya.
"Jadi korban tinggal sama neneknya, karena orang tuanya tinggal di Manado. Si nenek perempuan biasa jualan di pasar sementara nenek laki-laki pengayuh becak. Pas (rumah nenek) sepi, dia (US) ke situ karena rumahnya tidak terlalu jauh," terang Mulyono.
Meski begitu, Mulyono belum membeberkan sejauh mana tindak pelecehan yang dialami korban. Dia mengaku baru akan meminta keterangan dari korban dan saksi.
"Ini kita belum ambil keterangannya (korban). Kita baru mau visum," jelasnya.
Sementara ibu korban, MA mengungkapkan tindak pelecehan dilakukan US dengan cara menciumi bibir korban. Menurutnya, hal itu dilakukan US dengan dalih sebagai tanda kasih sayang.
"Dia ciumi bibirnya ini anak (korban), lalu lidahnya (US) dimasukkan ke mulut korban. Ini anak tidak mengerti, katanya sebagai tanda kasih sayang," tutur MA saat dijumpai di rumah Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Polman, Senin (4/9).
Berdasarkan pengakuan korban, MA mengatakan tindak pelecehan ini telah dilakukan US berulang kali. US mengancam akan ada akibat yang didapatkan korban jika perbuatannya diceritakan kepada siapapun juga.
"Pengakuannya ini anak sudah berulang kali kejadiannya. Dia (US) sampaikan agar jangan bercerita, karena kalau bercerita akan ada akibatnya," ungkap MA.
Menurut MA, tindak pelecehan ini terungkap setelah dirinya mendengar kabar jika US selalu mendatangi korban dan memberikan sesuatu sebagai hadiah. MA yang selama ini tinggal di Manado, Sulawesi Utara, akhirnya pulang ke kampung halaman lantaran merasa curiga.
"Awalnya saya curiga setelah saya dengar ini anak selalu dikasih jajan, dibelanjai, dibelikan tas, saya curiga pasti ada apa-apanya. Saya yakin ini orang tidak beres, setelah saya desak akhirnya ini anak cerita," jelasnya.
Kecurigaan MA bukannya tanpa alasan. Sebab saat dirinya berada di kampung halaman, US tidak pernah mendatangi rumah tempat tinggal korban.
"Waktu kejadian saya kerja di Manado. Ini anak tinggal sama kakek neneknya, memang kakeknya pernah cerita kalau dia (US) sering ke rumah sejak saya tidak ada. Waktu saya ada dia tidak pernah ke sini," pungkasnya.
(sar/hmw)