Seorang pria terekam membawa parang dan melakukan pengancaman saat warga membubarkan jemaat gereja yang sedang beribadah di Kota Padang, Sumatera Utara (Sumut). Polisi mengatakan pria tersebut orang dalam gangguan jiwa (ODGJ).
Melansir detikSumut, Kasi Humas Polresta Padang Ipda Yanti Devina mengatakan pria membawa parang itu mempunyai riwayat gangguan kejiwaan. Hal itu dibuktikan dengan dokumen riwayat perawatan di Rumah Sakit Jiwa Prof Dr HB Saanin Padang.
"Pelaku yang mengancam dengan parang itu sudah kami periksa. Yang kami peroleh dia adalah orang dalam gangguan jiwa. Selain itu pelaku ini juga ponakan dari ibu yang viral itu," kata Ipda Yanti, Kamis (31/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yanti menuturkan, pria itu datang ketika mendengar ada keributan di gereja. Polisi pun sudah memproses pria tersebut namun kemudian dipulangkan ke keluarganya.
"Pelaku ini memang orang dalam gangguan jiwa. Tetangga sekitaran tempat tinggal mereka juga tahu. Mungkin korban ini tidak tahu maka dia takut. Saat ini dia juga rutin kontrol mengenai gangguan jiwa dia," ungkapnya.
"Dokumen pelaku ini orang dalam gangguan jiwa juga sudah dilihatkan kerabatnya. Setelah diperiksa pelaku yang mengancam ini kami pulangkan. Karena kami tidak bisa memproses dia," sambungnya.
Volume Musik Picu Keributan
Ipda Yanti Devina mengatakan keributan terjadi lantaran volume musik yang diputar oleh jemaat GBI terlalu besar hingga mengganggu warga sekitar. Saat kejadian pun hari sudah malam, sementara lokasi tersebut merupakan perkampungan yang padat dengan penduduk.
"Saat itu hari sudah mulai malam, pelaku ini menegur lah orang yang diduga sedang beribadah ini. Karena musik yang ia gunakan volumenya sangat besar," ujar Ipda Yanti.
Namun, kata Ipda Yanti, jemaat gereja yang ditegur warga tidak terima. Walhasil cekcok pun terjadi antara warga dan jemaat gereja tersebut.
"Rumah di sana juga sangat padat. Namun mungkin karena ketidaknyamanan etika dari pelaku dan korban ini terjadi miskomunikasi antara mereka," ungkapnya.
Ipda Yanti menyebut warga sebelumnya sudah pernah menegur jemaat gereja tersebut. Namun jemaat gereja tak mengindahkan teguran itu sehingga memicu kemarahan warga.
"Sebelumnya kabar yang kami peroleh mereka sudah pernah juga ditegur karena menggunakan musik terlalu keras. Sudah berulang teguran ini. Mungkin karena kesal terjadilah seperti di video," jelasnya.
(asm/ata)