Keraguan Keluarga-Dekan soal Motif Kuli Bangunan Bunuh Dosen UIN Solo

Berita Nasional

Keraguan Keluarga-Dekan soal Motif Kuli Bangunan Bunuh Dosen UIN Solo

Tim detikBali, Tim detikJateng - detikSulsel
Selasa, 29 Agu 2023 07:00 WIB
Konferensi pers pembunuhan dosen UIN Raden Mas Said Solo di Mapolsek Gatak, Sukoharjo, Jumat (25/8/2023).
Foto: Konferensi pers kasus pembunuhan dosen UIN Raden Mas Said Solo. (Agil Trisetiawan Putra/detikJateng)
Mataram -

Motif kuli bangunan berinisial DF (23) membunuh dosen UIN Raden Mas Said Solo, Wahyu Dian Silviani (34) diragukan keluarga korban. Pihak keluarga tidak menerima pengakuan pelaku yang menghabisi nyawa Dian karena ucapan kasar dari korban.

Pembunuhan itu terjadi di Perumahan Graha Sejahtera, Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (24/8). Pelaku DF mengaku sakit hati ditegur soal pekerjaannya merenovasi rumah korban pada Senin (21/8) lalu.

"Karena kerjanya jelek, ditolol-tololin dibego-begoin, ya semacam itu. Saya ditegur Senin pagi sampai sore," kata DF saat dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolsek Gatak, Sukoharjo, dilansir dari detikJateng, Jumat (25/8).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DF menuturkan sudah merencanakan pembunuhan terhadap Dian setelah teguran itu. Korban pun dibunuh usai ditikam menggunakan pisau.

"Lalu saya ada kepikiran bunuh, jadi sudah direncanakan," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Keluarga Anggap Motif Pelaku Tak Wajar

Belakangan, pengakuan pelaku disoroti keluarga korban. Ayah Dian, Prof Moh Hasil Tamzil menilai motif pembunuhan yang diutarakan pelaku tidak wajar.

"Pelaku (DF) katanya diumpat dengan kata-kata kasar. Itu tidak wajar karena anak saya ini termasuk orang yang tidak terlalu banyak bicara," kata Tamzil usai pemakaman Dian di Lingkungan Pajeruk Sejahtera, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), dilansir dari detikBali, Sabtu (26/8).

Tamzil pun mendesak polisi untuk mendalami keterangan pelaku. Dia mengaku tidak puas dengan pengakuan DF.

"Untuk polisi jangan puas dengan (pengakuan) tersangka ini. Siapa tahu dia adalah orang suruhan," harap Tamzil.

Guru besar Universitas Mataram (Unram) ini lantas menuding pelaku masih menyembunyikan sesuatu. Tamzil yakin ada motif lain di balik pembunuhan anak sulungnya.

"Ini ada sesuatu yang tersembunyi di balik pengakuan itu. Saya yakin ada sesuatu di balik semua ini," jelasnya.

Tamzil menambahkan kebaikan Dian juga dirasakan teman-temannya di Solo. Hal inilah yang membuatnya heran jika anaknya dicap berprilaku kasar terhadap pelaku.

"Apa yang disampaikan pelaku tidak nyata. Silakan tanya ke teman-teman Dian di Solo sana. Siapa sesungguhnya si Dian ini," imbuh Tamzil.

Adik kandung Dian, Fatin Nabila Fitri (22) juga membantah pengakuan pelaku yang menuding kakaknya telah berucap kasar. Dia berdalih kakaknya selama ini memperlakukan kuli bangunan yang merenovasi rumah dengan baik.

"Terus kok bisa dia (DF) bilang kakak saya negur dia kalau kerjaannya jelek. Tolol-tololin dia," ujar Nabila.

Nabila menuturkan melihat sendiri sikap kakaknya dalam memperlakukan kuli bangunan. Kesaksiannya itu setelah dia sempat menginap bersama kakaknya di Solo sejak tanggal 3-17 Agustus.

"Saya saksi di sana. Dua minggu saya melihat mereka kerja. Saya nggak terima kakak saya dibilang gitu," tuturnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Pihak Kampus Ragukan Keterangan Pelaku

Dekan FEBI UIN Raden Mas Said Solo Rahmawan Arifin juga meragukan keterangan pelaku soal motif pembunuhan tersebut. Pihaknya tidak lantas percaya Dian disebut telah berkata kasar terhadap pelaku.

"Kalau motifnya itu, kami meragukan sekali. Kami sudah berinteraksi dengan almarhumah ini memasuki tahun ketiga, interaksi kami tidak hanya di bidang akademik saja, kami sama-sama di kepanitiaan, lembur bareng di konferensi internasional," ujar Arifin saat dihubungi detikJateng, Senin (28/8).

Arifin menuturkan Dian adalah sosok yang lemah lembut. Selama mengenal korban, Arifin tidak pernah sekalipun mendapati Dian bersuara keras.

"Tidak pernah saya bersama almarhumah itu mendengar beliau mengucapkan dengan suara yang lantang, jangankan lantang, suara yang keras itu saja tidak pernah, karena beliau orangnya lembut," jelasnya.

Motif Pelaku Dibuktikan di Persidangan

Kasat Reskrim Polres Sukoharjo AKP Teguh Prasetyo menanggapi motif pelaku yang diragukan pihak keluarga korban. Teguh menegaskan motif pelaku akan dibuktikan di persidangan.

"Itu kan berdasarkan keterangan tersangka, nanti motif akan lebih terbuka dan terbukti di persidangan," ungkap Teguh saat dihubungi, Senin (28/8).

Teguh menuturkan jika pelaku terbukti berbohong, maka akan menjadi bahan yang memberatkan hukuman bagi tersangka.

"Kan bisa jadi pemberat hukuman juga kalau keterangannya tidak benar," tegasnya.

Penyidik disebut sudah melakukan rangkaian penyidikan terkait kasus ini. Polisi juga telah menyita sejumlah barang bukti seperti handphone, laptop, pisau, kasur, dan pakaian korban.

"Yang jelas perbuatannya sudah terjadi, yaitu menghilangkan nyawa dan mengambil barang milik orang lain," jelas Teguh.

Halaman 2 dari 2
(sar/ata)

Hide Ads