Sekelompok orang tidak dikenal (OTK) berjumlah 25 orang menyerang dan membakar kantor Distrik Kramamongga, Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Pelaku penyerangan turut menganiaya Kepala Distrik Kramamongga, Darson Hegemur hingga tewas.
Insiden itu terjadi pada Selasa (15/8) sekitar pukul 19.30 WIT. Penyerangan dilakukan dengan menggunakan parang, tombak, hingga panah.
Dirangkum detikSulsel, Kamis (17/8/2023), berikut fakta-fakta penyerangan kantor Distrik Kramamongga:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Pelaku Berjumlah 25 Orang Pakai Topeng
Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Adam Erwindi mengatakan OTK penyerangan berjumlah 25 orang dengan menggunakan topeng. Mereka datang dengan membawa senjata tajam lalu menyerang hingga membakar kantor Distrik Kramamongga.
"Sekitar 25 orang yang membawa parang, tombak dan panah serta pelaku menggunakan cadar (topeng) langsung menuju kantor Distrik Kramamongga dan melakukan perusakan, pembakaran kantor dan kendaraan serta penganiayaan terhadap Kepala Distrik," kata Adam kepada detikcom, Rabu (16/8).
2. Pelaku Bakar Panggung Agustusan
Para pelaku juga membakar panggung acara menjelang 17 Agustus yang berada di Lapangan Distrik Kramamongga. Selain itu, pelaku melakukan pengancaman kepada warga sekitar.
"Para pelaku sambil membawa sajam bergerak dengan berjalan kaki menuju lapangan Distrik sambil meneriakkan 'Siapa yang berani lapor dan melawan maka kami akan potong', sesampainya di lapangan pelaku melakukan pembakaran panggung 17-an yang berada di Lapangan Distrik Kramamongga," ungkap Adam.
3. Pelaku Bakar Sekolah
Setelah itu, kata Adam, pelaku bergerak ke sekolah yang tak jauh dari lokasi. Pelaku membakar sekolah tersebut lalu melarikan diri.
"Para pelaku bergerak menuju ke SMPN 4 Kramamongga dan melakukan pembakaran sekolah selanjutnya para pelaku melarikan diri," imbuhnya.
4. Polisi Kantongi Identitas 5 Pelaku
Polisi kemudian menyebut sudah mengantongi identitas 5 pelaku utama. Kelima pelaku dan korban diduga saling mengenal.
"Saya sudah mengantongi terduga pelaku karena korban mengenal pelaku," ujar Kapolres Fakfak AKBP Hendriyana kepada detikcom, Rabu (16/8).
Hendriyana mengatakan ada 25 OTK yang menyerang kantor hingga menganiaya korban hingga tewas. Namun hanya ada lima pelaku yang dianggap mendalangi penyerangan tersebut.
"Saya minta agar pelaku menyerahkan diri. Pelaku kurang lebih 5 orang, memang penyerangan 25 orang tapi pelaku utamanya 5 orang dan pelaku merupakan orang asli Fakfak," ungkapnya.
Fakta lainnya di halaman selanjutnya.
5. Diduga karena Masalah Keluarga
Polisi menduga penyerangan dipicu masalah keluarga. Namun polisi mengaku masih mendalami masalah tersebut.
"Mungkin ada masalah keluarga tapi kalau masalah keluarga seperti apa masih saya dalami," kata Hendriyana.
Hendriyana mengatakan korban mengenal pelaku yang ternyata merupakan orang terdekat korban. Namun dugaan penyebab penyerangan tersebut masih didalami.
"Penyebab awal kejadian itu masih kami dalami tetapi kelihatannya korban mengetahui pelaku, berdasarkan penyelidikan kami untuk menemukan sebuah peristiwa pidana dan ada sebuah peristiwa pidana, saya melihat korban mengenal pelaku dan pelaku merupakan orang terdekat dengan korban," jelasnya.
6. Siswa SMPN 4 Kokas Trauma
Dia menambahkan siswa SMP Negeri 4 Kokas mengalami trauma usai sekolahnya dibakar. Pihaknya pun memberikan trauma healing kepada para siswa dan guru.
"Sekarang tinggal saya melihat guru dan murid, memberikan trauma healing, karena mereka masih merasa trauma. Jadi sekolah belum beraktivitas karena mereka belum mau meski sudah saya berikan jaminan keamanan," ujarnya.
7. Situasi di Fakfak Kondusif
Hendriyana menyebut situasi di Fakfak sudah kondusif dan masyarakat mulai beraktivitas seperti biasa pascapenyerangan tersebut. Dia memastikan tidak ada warga yang mengungsi.
"Situasi di Fakfak pascakejadian pembakaran sudah kondusif. Sejak tadi pagi masyarakat sudah melakukan aktivitas seperti biasa. Kami melakukan pengamanan berupa kejadian perkara dan memberikan rasa aman kepada masyarakat pascakejadian," ungkapnya.
"Tidak ada warga yang mengungsi. Tadi pagi orang sudah pergi ke kebun saya imbau jangan jauh-jauh yah karena saya tidak ingin ada kejadian susulan saya harus memberikan rasa aman kepada bapak dan mama dan semuanya," lanjutnya.