Warga di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) memperingati setahun meninggalnya pasangan suami istri Porepadang (54) dan Sabriani (50) yang tewas dibunuh. Warga menyalakan lilin dan mengibarkan bendera hitam sebagai simbol keprihatinan karena polisi belum berhasil mengungkap kasus ini.
"Ini memperingati satu tahun meninggalnya pasangan suami istri (Porepadang dan Sabriani)," ujar keluarga almarhum, Atuwo kepada wartawan, Selasa (8/8/2023).
Aksi itu berlangsung di depan rumah kedua almarhum di Kelurahan Aralle, Kecamatan Aralle, Selasa pagi (8/8). Aksi ini diikuti kerabat, warga setempat serta siswa-siswi almarhum Porepadang yang semasa hidup pernah menjabat sebagai kepala sekolah SMAN 2 Buntu Malangka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam aksinya warga menyalakan sedikitnya 365 lilin. Ini merupakan simbol keprihatinan atas penegakan hukum terhadap kedua korban karena sampai saat ini pelaku pembunuhan belum terungkap.
"Ini penyalaan lilin keprihatinan tentang penegakan hukum yang dilakukan pihak kepolisian terhadap pasutri Aralle," ungkap Atuwo.
Warga juga melanjutkan aksinya dengan mengibarkan bendera hitam. Mereka menganggap penegakan hukum di Mamasa telah mati.
"Juga melakukan lagi upacara penaikan bendera hitam menandakan lambang perkabungan matinya hukum di Mamasa khususnya dan Sulbar pada umumnya," jelas Atuwo.
Atuwo lalu mempertanyakan kinerja polisi dalam menangani menangani kasus pembunuhan berdarah yang belum terungkap ini.
"Kenapa di Mamasa dan Sulbar ini sudah satu tahun darah masih mengalir didapatkan dan masih baru, ini kasus tidak pernah selesai," tuturnya.
Menurut Atuwo, tidak masuk akal jika polisi belum dapat mengungkap kasus pembunuhan ini apalagi dengan dukungan kecanggihan teknologi yang ada.
"Ini secara logika berpikir kami masyarakat awam, tidak masuk akal dengan teknologi kemajuan yang kita sudah perlihatkan, kemampuan polri yang didukung teknologi, kami keluarga tidak masuk akal kalau kasus ini tidak bisa diungkap," pungkasnya.
Untuk diketahui, pasangan suami istri Porepadang dan Sabriani menjadi korban pembunuhan, Minggu (7/8/2022). Keduanya ditemukan tergeletak dalam kondisi tidak bernyawa di dalam rumahnya.
Peristiwa yang menimpa kedua korban pertama kali diketahui anaknya bernama Amanda (20), sekira pukul 07.00 Wita. Amanda langsung meminta pertolongan warga.
Selain itu, salah satu anak korban bernama Marvel (14), juga ditemukan tidak sadarkan diri dalam kondisi terluka parah, terbaring di antara jenazah kedua orang tuanya.
(hsr/asm)