Kucing-kucingan Bos Pengamen Bawa Emas Senilai Rp 51 Juta dengan Satpol PP

Kalimantan Tengah

Kucing-kucingan Bos Pengamen Bawa Emas Senilai Rp 51 Juta dengan Satpol PP

Riani Rahayu - detikSulsel
Kamis, 27 Jul 2023 09:00 WIB
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng) mengamankan wanita bernama Mesah yang merupakan koordinator anak-anak pengamen.
Foto: Mesah saat diamankan Satpol PP Kotim saat razia pengemis dan anak jalanan (dok. Istimewa)
Kotawaringin Timur -

Wanita bos pengamen bernama Mesah di Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah terjaring razia Satpol PP membawa uang Rp 2,1 juta dan emas senilai Rp 51 juta. Mesah diamankan Satpol PP setelah sempat kucing-kucingan dengan petugas.

"Saat digeledah tasnya ditemukan uang tunai Rp 2.100.000. Kemudian dia juga bawa emas sama surat-suratnya itu nilainya sekitar Rp 51 juta," ungkap Kasatpol PP Kotim Muhammad Fuad Sidiq kepada detikcom, Selasa (25/7/2023).

Mesah diamankan saat anggota Satpol PP menggelar operasi di Jalan HM Arsyad pada Senin (24/7) sore. Mesah merupakan koordinator yang mempekerjakan anak-anak menjadi pengamen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fuad menjelaskan pihaknya awalnya berkumpul untuk mempersiapkan rencana penertiban di kantornya. Namun Mesah bersama kelompoknya sudah memata-matai rencana petugas.

"Jadi kita ini mau melakukan operasi, kita kumpul jam 4 sore. Saat kita kumpul kebetulan si koordinator itu sudah memantau kita," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Petugas yang curiga lantas mendekati mereka. Kelompok pengamen yang terdiri dari anak-anak itu justru kabur saat didekati.

"Anaknya 3 orang memantau di dekat kantor kita, anggota melihat memang ada grupnya mereka. Pas didatangi mereka kabur lah anaknya," terang Fuad.

Operasi penertiban pun dilakukan hingga Mesah diamankan. Koordinator Mesah itu terjaring razia saat membeli jajanan di tempat kejadian perkara.

"Dia gak nyangka juga kalau kita bakal razia. Kami datangi baru kami bawa. Makanya dia bingung, 'kenapa saya ditangkap katanya. Saya ini cuma beli pentol kenapa ditangkap?' katanya," imbuhnya.

Fuad mengatakan Mesah awalnya tidak menyadari kehadiran petugas Satpol PP. Pasalnya petugas melakukan operasi tidak mengenakan seragam dinas.

"Kaget lah dia sebab kami amankan saat menggunakan baju preman tuh, supaya dia gak kabur," ucap Fuad.

Saat dimintai keterangan, anggota Satpol PP masih mencurigai Mesah. Pasalnya Mesah menunjukkan gelagat aneh ketika ponselnya tidak berhenti berdering.

"Dia dihubungi teman-temannya. Kalau diamankan kan dia gak bisa kasih tahu teman-temannya kalau ditangkap, tetapi setelah digeledah itu dia terdiam dan mengakui jika dia koordinator pengamen," imbuhnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Mesah Pekerjakan Anak-Cucu Sendiri

Fuad mengungkapkan Mesah ternyata mempekerjakan anak dan cucunya sebagai pengamen. Dia menyebut ada 12 anak yang dipekerjakan oleh Mesah.

"Itu perkiraan saja sih sekitar 12 kalau tidak salah. Itu anak kandungnya semua. Kalau sekarang dia dan menantu, dan cucunya (mengamen)," ujar Fuad.

"Mereka tidak ada yang berpendidikan, anaknya juga tidak sekolah semua. Jadi anaknya ngamen semua," tambahnya.

Menurutnya Mesah sudah beberapa kali diamankan anggota Satpol PP. Mesah bahkan sempat ditawari pekerjaan oleh Dinas Sosial (Dinsos) dengan upah Rp 900 ribu.

"Jadi dulu pernah dicarikan pekerjaan oleh Dinsos. Dikasih tahu gajinya Rp 900 ribu, ketawa dia segitu. Gak cukup katanya," tuturnya.

Mesah pun menjalani pembinaan di kantor Dinas Sosial Kabupaten Kotim selama dua hari. Setelah dibina, Mesah beserta anak dan cucunya akan dipulangkan ke kampung halamannya di Kabupaten Seruyan.

"Pastinya dipulangkan. Kita sudah koordinasi ke kepolisian, cuma buktinya kurang kuat karena dia tidak sedang melakukan operasi. Dan akhirnya cuma kami amankan aja, cuma efek jera aja," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sar/afs)

Hide Ads