Oknum pimpinan pondok pesantren (Ponpes) berinisial ZU di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) diduga mencabuli santri pria berusia 16 tahun. Korban sampai mengalami trauma dan ketakutan ketika mendengar nama pelaku.
Pendamping korban, Dwi Bintang Fajar mengatakan kasus pencabulan ini terjadi di Ponpes Surga Religi di Kecamatan Tapango, Polman pada Sabtu (24/6) lalu. Pihaknya baru melaporkan kasus ini ke polisi pada Rabu (5/7).
"Surat aduannya sudah diserahkan ke polisi. Saya yang menyerahkan bersama keluarga korban," ujar Dwi Bintang kepada detikcom, Sabtu (8/7/2023).
Dirangkum detikcom, Senin (10/7/2023), berikut fakta-fakta pimpinan pesantren di Polman cabuli santri hingga korban trauma:
Korban Diberi Uang Rp 100.000
Dwi mengatakan kasus pencabulan ini bermula saat korban dan sepupunya hendak ke kantin ponpes yang berdekatan dengan pondokan pelaku. Saat itu, pelaku memberikan uang Rp 100.000 ke korban.
"Kantinnya itu berdampingan dengan pondoknya ustaz (ZU). Sebelum sampai ke kantin dicegat ustaz lalu disuruh ke pondoknya. Masalahnya, sepupunya ini korban ditahan, diminta menunggu di luar (kamar ZU)," jelasnya.
Dwi menyebut pelaku mengajak korban bercerita sebelum melancarkan aksinya. Korban juga diberikan uang Rp 100.000 dengan alasan untuk jajan.
"Pertama korban katanya diajak ngobrol biasa, tanyakan kehidupan pribadi, lalu korban dikasih uang 100 ribu katanya untuk jajan. Setelah itu korban diminta untuk memijat betis dan paha oknum pelaku," beber Dwi.
Korban Merasa Dihipnotis
Dwi mengatakan korban merasa terhipnotis oleh pelaku pada saat berada di dalam kamar. Pelaku kemudian melancarkan aksi bejatnya, sementara korban tidak bisa menolak.
"Pengakuan si anak tidak bisa menolak permintaan ustaznya seperti dihipnotis," jelasnya.
Selain itu, korban juga merasa linglung setelah balik ke asramanya. Korban baru tersadar setelah bertemu dengan sepupu dan santri lainnya.
"Si korban menangis lalu menceritakan kepada sepupunya terkait apa yang dialami, paginya korban lalu kabur meninggalkan ponpes," jelasnya.
Korban Trauma dan Ketakutan
Paman korban, Nasrul mengatakan keponakannya mengalami trauma berat atas perbuatan asusila yang dilakukan ZU. Bahkan korban ketakutan saat mendengar nama ZU disebut.
"Dia syok, biasa kayak ketakutan kalau dengar itu namanya ponpes, apalagi kalau dengar namanya itu ustaz (terduga pelaku pencabulan)," kata Nasrul kepada wartawan, Sabtu (8/7).
Nasrul mengaku awalnya tidak mempercayai cerita yang disampaikan keponakannya itu. Apalagi ZU yang diduga sebagai pelaku pencabulan memiliki citra baik di masyarakat.
"Kita juga sempat ragu, karena kita tahu ini ZU sudah terkenal, namanya itu ustadz bagus karena suka menolong, jadi kita ragu. Jangan sampai kita dibaleki apalagi kita ini orang bodoh," tuturnya.
Namun keraguannya berubah menjadi keyakinan sejak SU terus menangis ketakutan saat menceritakan peristiwa yang dialaminya. SU juga meminta sang paman agar segera menjemput kerabatnya yang juga menuntut ilmu di ponpes itu.
"Kita baru yakin karena ini anak terus-terus menangis saat menceritakan peristiwa yang dialaminya, dia kayak ketakutan. Dia juga meminta agar sepupunya yang lain segera dijemput, dipulangkan dari pondok pesantren," terangnya.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya...
(hsr/hsr)