Aktivis peduli anak turut menyoroti dugaan kasus pencabulan santri pria yang dilakukan oknum pimpinan pesantren inisial ZU di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar). Polisi didesak bergerak cepat mengungkap pelaku.
"Masalah ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut, polisi harus secepatnya melakukan penanganan, agar tidak ada lagi kasus seperti ini," kata aktivis peduli anak yang tergabung dalam Lentera Perempuan Mandar, Retno Dwi Utami kepada wartawan, Minggu (9/7/2023).
Retno juga meminta polisi bersama dinas terkait menyelidiki kemungkinan adanya santri lain yang menjadi korban pencabulan ZU. Praktik pencabulan ZU terhadap santrinya diduga telah berlangsung lama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Polisi jangan berhenti pada aduan satu korban saja, karena kabarnya praktik pencabulan oknum ustaz itu terhadap santrinya telah berlangsung lama, dan kabarnya ada beberapa korban, namun mereka tidak berani melaporkan hal tersebut," ungkapnya.
Retno menyayangkan perbuatan ZU yang selama ini dikenal memiliki citra baik di masyarakat. Dia mengecam, terlebih perbuatan cabul ini berlangsung di lingkungan pesantren.
"Lentera Perempuan Mandar mengecam keras perbuatan pencabulan yang merusak citra pondok pesantren dan generasi bangsa," katanya.
Diberitakan sebelumnya, santri pria korban pencabulan ZU diketahui masih berusia 16 tahun. Polisi tengah menyelidiki kasus ini usai menerima laporan keluarga korban.
"Kami sudah membuat surat aduan ke polisi atas kasus pencabulan," kata pendamping korban, Dwi Bintang Fajar kepada detikcom, Sabtu (8/7/2023).
Dwi mengatakan surat pengaduan atas kasus pencabulan ini disampaikan ke polisi pada Rabu (5/7). Pihak keluarga korban sengaja memintanya untuk mendampingi korban atas kasus dugaan pencabulan tersebut.
Dwi mengungkapkan tindak pencabulan ini terjadi di Ponpes Surga Religi yang terletak di Kecamatan Tapango, Sabtu malam (24/6). Korban awalnya bersama sepupunya hendak ke kantin ponpes.
"Kantinnya itu berdampingan dengan pondoknya ustadz (ZU). Sebelum sampai ke kantin dicegat ustaz lalu disuruh ke pondoknya," ujar Dwi.
(hmw/alk)