Pria bernama Sabir (32) di Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) tewas dibunuh sadis oleh selingkuhan istrinya bernama Abd Latif. Sabir tewas usai ditebas pakai kapak di bagian kepala oleh pelaku.
Pembunuhan itu terjadi di rumah korban di Desa Lawatuea, Kecamatan Poleang Utara, Bombana pada Rabu (14/6). Saat itu pelaku datang ke rumah korban dengan membawa kapak.
Kasat Reskrim Polres Bombana AKP M Nur Sultan mengatakan pelaku menuju rumah korban pada Selasa (13/6) sekitar pukul 23.00 Wita dan tiba sekitar pukul 01.00 Wita, Rabu (14/6). Sebelum masuk ke rumah korban, pelaku singgah di kebun kakeknya mengambil kapak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelaku memantau dulu situasi dalam rumah korban, mengintip di pintu belakang. Sekitar pukul 05.00 Wita, pelaku melihat korban masuk kamar mandi," bebernya.
Selanjutnya, pelaku masuk ke rumah korban melalui pintu belakang dan menuju kamar korban. Ketika korban dalam posisi membelakang, pelaku langsung menebas kepala korban pakai kapak.
"Korban terjatuh dan tersungkur, pelaku kembali menebas korban di punggungnya dengan menggunakan kapak tersebut. Tapi korban masih bergerak sehingga pelaku kembali memukul muka korban menggunakan belakang kapak," terang Sultan.
Tak sampai di situ, pelaku lalu mengambil parang dan menggorok leher korban hingga tewas. Usai membunuh korban, pelaku kemudian menghubungi Raja Ema, istri korban untuk mengabari bahwa suaminya sudah tewas.
Istri korban kemudian datang ke rumahnya sekitar pukul 06.30 Wita. Dia memastikan korban telah tewas.
"Sekitar pukul 06.30 Wita Ema tiba di TKP dan memastikan korban sudah tewas," ujarnya.
Sultan mengungkapkan pada Kamis (15/6) sekitar pukul 01.30 Wita, pelaku kembali ke rumah korban dan membuka gulungan kasur yang korban ada di dalamnya dan membungkusnya kembali dengan menggunakan seprai.
"Pelaku lalu pulang ke rumahnya sekitar pukul 04.00 Wita," imbuhnya.
Pelaku dan Istri Korban Jalin Asmara Sejak SMP
Polisi mengungkap bahwa pelaku dan istri korban memiliki hubungan asmara sejak duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Namun keduanya tidak menikah karena pelaku pergi merantau.
"Iya memang mereka ini berpacaran sejak sekolah SMP di pesantren di Kolaka," kata Sultan kepada detikcom, Sabtu (1/7).
Sultan menjelaskan Raja Ema dan Abd Latif berpisah karena Abd Latif memilih merantau ke Sumatera. Kemudian Raja Ema menjalin hubungan dengan korban hingga menikah dan dikaruniai 4 orang anak.
"Mereka berpisah, dia (Abd Latif) itu merantau ke Sumatera. Begitu dia kembali ke sini 2021, di situlah berlanjut (hubungan asmara)," ujarnya.
Raja Ema dan Abd Latif kembali menjalin hubungan asmara saat Abd Latif hendak membeli lemari milik Raja Ema yang dipasarkan di sosial media. Saat itu, Abd Latif langsung ke rumah Raja Ema untuk mengecek lemari yang akan dibeli.
"Setelah transaksi lemari itu, di situlah mulai mereka chattingan. Pelaku dipanggil sayang sama perempuan ini (Raja Ema). Pelaku kaget kenapa bicara seperti itu, kata perempuan ini 'Iya saya sayang kamu'. Nah di situlah berlanjut," bebernya.
(hsr/sar)