Seorang bocah di Sorong menjadi saksi mata ayahnya yang juga anggota Brimob Polda Papua Barat Brigadir Yones Fernando Siahaan tewas dibunuh istrinya yang selingkuh, Ardilla Rahayu Pongoh pada 2018 silam. Sang anak kini trauma dan kerap membanting telepon bila nama ibunya disebut.
"Saya cukup prihatin lihat cucu saya (saksi anak) karena kalau kita teleponan dan kalau ada cerita yang mau menyinggung ibunya, dia banting telepon dan pergi," ujar Ayah Brigadir Yones, Hulman Siahaan kepada detikcom, Jumat (30/6/2023).
Hulman mengatakan cucunya itu memang tidak mau lagi menemui ibunya. Bahkan, saksi anak itu juga tidak mau bila nama ibunya disebut-sebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena saking takutnya dan saking tidak mau dengan mamanya itu. Itulah sampai sekarang ini, kemarin malam kami kasih tahu hukuman ibunya, dia masih sedih juga (ingat ayahnya)," ujarnya.
Hulman menyebut kondisi cucunya saat ini masih trauma dan ketakutan. Bahkan saksi anak tersebut juga masih dalam pengawasan ketat lembaga perlindungan saksi dan korban (LPSK) .
"Kondisi olan saat ini masih tetap mengalami trauma dan ketakutan dan dia sampai saat ini masih ditangani oleh LPSK. Mereka setiap minggu masih berbagi cerita agar dia lupa traumanya," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, anak Brigadir Yones berusia 6 tahun yang secara tidak sengaja menyaksikan detik-detik pembunuhan ayahnya itu, Dia pun masih trauma hingga kini dan kerap kencing di celana saat menceritakan peristiwa sadis tersebut.
Hulman mengatakan saksi anak atau cucunya itu awalnya dibawa ke Jakarta setelah ayahnya dimakamkan 2018 silam. Pasalnya, sang anak selalu menunjukkan gestur ketakutan pada saat melihat ibunya atau pelaku.
"Dengan suara pelan (saksi anak) mengatakan ke neneknya bahwa Opung aku tidak mau ikut mama dengan gestur ketakutan sekali dan mengeluarkan kencing (kencing di celana)," kata Hulman.
Setelah tiba di Jakarta, sang anak masih kerap trauma terutama saat melihat pria berperawakan hitam dan tinggi besar. Oleh sebab itu keluarga membawa saksi anak ke Komnas Perlindungan Anak di Jakarta dan saat itulah saksi anak mengungkap bahwa ayahnya dibunuh oleh ibunya.
"Saksi anak menyampaikan kepada interviewers Komnas (Perlindungan Anak) bahwa bapaknya tidak bunuh diri tetapi dibunuh pada malam kejadian," ujar Hulman.
Menurut Hulman, cucunya itu kerap menangis hingga kencing di celana usai menceritakan pembunuhan sadis yang menimpa ayahnya. Hingga kini sang anak masih trauma.
"Setelah saksi anak menceritakan hal tersebut saksi anak sering menangis diam bahkan terkencing-kencing di celana dan lari ketakutan kalau melihat maaf orang berperawakan hitam dan tinggi besar, karena orang yang membunuh bapaknya berperawakan hitam dan tinggi besar di Jakarta, bahkan sampai sekarang pun masih tetap begitu," kata Hulman.
simak di halaman selanjutnya.
Diketahui, saksi anak tersebut juga sudah bersaksi saat sidang kasus pembunuhan Brigadir Yones di Pengadilan Negeri (PN) Sorong. Pasalnya, anak korban merupakan saksi kunci di kasus ini.
Hal ini karena saksi anak sempat menyaksikan ayah dan ibunya bertengkar hebat pada Selasa, 28 Agustus 2018. Pertengkaran itu terjadi karena Ardilla ketahuan selingkuh.
Pertengkaran hebat kedua orang tuanya juga membuat saksi anak gelisah di kamarnya. Kegelisahan itu membuat saksi anak tak bisa memejamkan matanya hingga malam hari.
Anak Brigadir Yones yang gelisah dan tak bisa memejamkan matanya sejak Selasa (28/8/2018) malam itu kemudian mencoba mengintip dari balik gorden kamarnya pada Rabu (29/8/2018) dini hari. Saat itu anak korban bermaksud mencari tahu kondisi ayah dan ibunya usai pertengkaran hebat tersebut.
Saat mengintip, saksi anak justru melihat paman dari ibunya, Andi Abdullah Pongoh dan 3 orang pria yang tidak diketahui identitasnya. Keempat pria itu disebut berada di area dapur rumah.
"(Saksi anak-anak korban) yang gelisah dan belum tidur lalu melihat dari balik gorden kamarnya yaitu terdakwa II Andi Abdullah dan 3 pelaku lainnya yang tidak dikenali identitasnya sudah berada di rumah," demikian kronologi yang terungkap dalam dakwaan penuntut umum, dikutip dari Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Pengadilan Negeri (PN) Sorong, Selasa (27/6).
Saat itu Brigadir Yones ternyata ada di dalam kamar mandi rumahnya. Andi Abdullah dan tiga pria yang tidak dikenal itu kemudian menyerang Brigadir Yones saat keluar dari kamar mandi.
"Terdakwa Andi Abdullah Pongoh bersama dengan 3 pelaku yang tidak diketahui identitasnya memegang tangan, kaki dan mencekik leher korban Yones Siahaan dengan cara 1 orang pelaku memegang kedua tangan dari arah depan korban," kata jaksa.
Satu orang pelaku disebut memegang kedua kaki Brigadir Yones. Sementara satu pelaku lainnya mencekik leher korban dari arah belakang.
"Korban sudah tidak bisa bergerak lagi kemudian dari arah belakang terdakwa II Andi Abdullah melayangkan kepal tinju (memukul) dari arah kepala belakang korban hingga korban terjatuh ke lantai dapur dan tidak berdaya lagi," kata jaksa.
Simak Video "Video Gadis di Sorong Dianiaya-Nyaris Diperkosa di Pinggir Jalan"
[Gambas:Video 20detik]
(afs/hmw)