Fakta-fakta Mahasiswa NTT di Malang Tewas Dikeroyok Picu Sweeping-Tawuran

Jawa Timur

Fakta-fakta Mahasiswa NTT di Malang Tewas Dikeroyok Picu Sweeping-Tawuran

Tim detikJatim - detikSulsel
Senin, 26 Jun 2023 12:03 WIB
Mahasiswa Unitri Malang tewas dikeroyok
Foto: M Bagus Ibrahim
Malang -

Seorang mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) berinisial KM (24) tewas dikeroyok dan jenazahnya ditemukan bersimbah darah di belakang kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Insiden itu menyebabkan terjadinya sweeping besar-besaran hingga tawuran.

Dirangkum dari detikJatim, Senin (26/6/2023), berikut fakta-fakta mahasiswa tewas dikeroyok berujung kerusuhan di Malang:

1. Jenazah Ditemukan Sekuriti

Jenazah mahasiswa Unitri Malang, KM pertama kali ditemukan oleh sekuriti UMM. Selanjutnya sekuriti melaporkan hal tersebut ke Polsek Karangploso.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya sekuriti belakang UMM itu melihat jenazah korban dan kemudian dilaporkan. Kami yang mengetahui itu langsung menuju ke Tempat Kejadian Perkara (TKP)," ujar Kapolsek Karangploso Iptu Bambang Subinanjar, Minggu (25/6).

Setelah berada di lokasi, petugas langsung melakukan pengamanan dengan memberikan garis polisi di tempat penemuan korban. Jenazah korban langsung dibawa menuju RSSA Malang untuk penanganan lebih lanjut.

ADVERTISEMENT

"Jenazah kondisi tengkurap di tembok belakang UMM pas saat ditemukan. Setelah petugas datang langsung dievakuasi ke RSSA Malang," kata Bambang.

2. Picu Tawuran

Tawuran seketika pecah di kawasan Karangploso, Malang usai jasad KM ditemukan. Seorang warga yang tinggal di dekat lokasi tewasnya KM, Ilham mengatakan baru mengetahui korban meninggal itu sekitar pukul 03.00 WIB dan dia pun sempat berbicara dengan teman-teman korban.

Ilham mengaku tidak mengetahui secara pasti kapan korban meninggal. Namun, tawuran pecah akibat pengeroyokan maut tersebut.

"Jadi saya tahunya ada ramai-ramai tawuran pukul 02.00 WIB. Setelah tawuran saya lihat jenazah korban itu sekitar pukul 03.00 WIB," terang Ilham, Minggu (25/6).

Menurut Ilham, berdasarkan keterangan teman-teman korban, KM meninggal usai dikeroyok sejumlah orang. Namun, pelakunya belum diketahui.

"Jadi teman-temannya yang tahu korban meninggal ini nggak terima dan mencari-cari pelaku. Nah, posisi saat itu pelakunya sudah hilang nggak tahu ke mana," ujarnya.

3. Korban Sempat Hadiri Undangan

Kasi Humas Polres Malang Iptu Ahmad Taufik menjelaskan korban ternyata sempat mendapatkan undangan perayaan kelulusan temannya di salah satu kafe. Korban pun datang ke kafe tersebut.

"Informasi sementara yang kami dapat awalnya korban datang ke perayaan itu pada Sabtu (24/6/2023) sekitar pukul 21.00 WIB. Kemudian korban sempat pamit pulang," ujar Iptu Ahmad kepada detikJatim, Minggu (25/6).

Namun saat korban pamit pulang, sejumlah orang yang ada di pesta meneriaki korban. Orang-orang itu diduga kenal dengan korban.

"Saat korban pamit, sejumlah temannya meneriaki korban dan berakhir pada pengejaran. Saat berada di Tempat Kejadian Perkara (Jalan Karyawiguna, belakang UMM) itu korban dipukuli," sambungnya.

Kabar KM tewas dikeroyok juga terdengar ke telinga teman-temannya. Diduga tidak terima, teman-teman korban lalu mendatangi kafe itu hingga akhirnya terjadi keributan.

4. Berujung Sweeping di Kos-kosan

Tak berhenti di situ, teman-teman korban juga melakukan sweeping ke sejumlah kos-kosan di dua tempat yang berbeda, salah satunya di Tlogomas. Mereka diduga mencari orang-orang yang mengeroyok korban.

"Terkait dengan kerusakan kafe dan informasi lebih lanjut sedang kami dalami. Kami juga tengah memeriksa sejumlah saksi untuk mengetahui lebih detailnya," terang Iptu Ahmad Taufik.

Cerita adanya sweeping itu juga disampaikan oleh pemilik kos-kosan bernama Erlina. Teman-teman KM diduga mencari pelaku pengeroyokan.

"Puluhan orang itu datang membuka gerbang pintu. Mereka masuk ramai-ramai kemudian menutup lagi pagarnya. Mereka mau mengedor-gedor pintu sambil bilang cari orang Atambua," cerita Erlina, Minggu (25/6).

Seluruh penghuni kos itu ketakutan, bahkan ada yang sampai memanjat atap untuk menghindari puluhan orang tersebut.

"Ada motor punyanya penghuni kos itu juga dirusak, cuman nggak parah. Di dalam kos ini kebetulan ada 8 kamar yang ada isinya, untuk sisanya itu pulang ke daerah masing-masing," terang Erlina.

5. Seorang Penghuni Kos Sempat Diseret

Erlina mengatakan keadaan semakin mencekam saat puluhan orang itu berteriak mencari penghuni kos ber-KTP Atambua. Sambil berteriak mereka menggedor-gedor pintu rumah Erlina dan kamar kos. Erlina bersama ibu dan anaknya hanya bisa diam di dalam rumah karena ketakutan.

Saat itu Erlina tak tahu harus berbuat apa. Puluhan orang itu masuk ke lokasi kos-kosan di belakang rumahnya persis.

"Ada satu anak temanya penghuni kos itu diseret keluar sama mereka. Dipukuli sama dibawa keluar nggak tahu ke mana. Motor-motor milik anak kos itu juga dirusak tapi nggak parah," terangnya.




(hmw/sar)

Hide Ads