Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) akan melakukan gelar perkara khusus terkait kasus kematian siswa SMP Athirah Makassar bernama Basman Nafa Yaskura (15). Gelar perkara khusus tersebut akan digelar Senin besok.
"Iya kalau tidak salah dijadwalkan hari Senin (26 Juni), kalau tidak salah ya, kepastiannya Kabag Wasidik tahu itu jadwalnya. Tapi kayaknya Senin sih," kata Dirkrimum Polda Sulsel Kombes Jamalauddin Fatir kepada detikSulsel, Minggu (25/6/2023).
Jamalauddin menjelaskan pihaknya belum bisa memastikan apakah kasus kematian Basman bisa kembali diusut. Ia menegaskan masih akan melihat apakah alat bukti dari keluargakorban sudah memenuhi syarat agar kasus tersebutkembali dibuka atau tidak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita kan lihat nih apakah alat buktinya cukup bisa dibuka lagi (kasusnya). Kalau enggak ya tetap dihentikan. Hanya dua itukan hasilnya," tuturnya.
Lebih lanjut, Jamalauddin mengatakan pihaknya akan mengundang semua pihak terkait. Pihaknya juga akan menghadirkan dari pihak keluarga dan sekolah dalam gelar perkara khusus tersebut.
"Kalau pendapat hasil gelar, nanti kan yang gelar banyak dari Bidkum ada, dari Propam ada, dari Itwasda ada, dari kedua belah pihak pasti diundang," kata Farti.
"Lihat ajabesok Senin (hasil gelar perkara khusus)," tambah Jamalauddin.
Keluarga Belum Puas
Sebelumnya pihak keluarga mengaku belum puas dengan hasil penyelidikan yang ditangani oleh polisi. Hal ini setelah Polrestabes Makassar menghentikan kasus kematian Basman dengan alasan diduga tewas karena sengaja melompat dari lantai 8 sekolah SMP Athirah.
"Kalau pihak keluarga sudah ikhlas atas kematian almarhum. Hanya pihak keluarga di sini kalau bilang dikatakan belum ya mungkin belum puas," kata ketua tim kuasa hukum Andi Arfan Sahabuddin kepada detikSulsel, Selasa (13/6).
Pihak keluarga keberatan terkait hasil penyidik Polrestabes Makassar yang hanya memeriksa 23 saksi di kasus tersebut hingga akhirnya penyelidikan dihentikan. Keluarga pun meminta agar kasus kematian Basman diperdalam.
"Makanya diperlukan lagi penyelidikannya, panggil semua saksi, rekonstruksi ulang, periksa semua yang kompeten, mari kita transparan ungkap apa sebenarnya yang terjadi," pungkasnya.
(afs/sar)