Kasus pensiunan anggota Polri Aiptu Joseph Mailangkay di Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara (Sulut) yang jasadnya ditemukan tinggal kerangka usai hilang 7 bulan di hutan masih misteri. Keluarga korban mendesak aparat kepolisian segera mengungkap penyebab kematian Aiptu Joseph.
Awalnya, Apitu Joseph pergi bersama rekan-rekannya ke lokasi tambang di Bolaang Mongondow Timur pada 12 Mei 2022. Setelah 7 bulan pencarian, jenazahnya ditemukan dalam kondisi tersisa kerangka pada 24 Desember 2022.
Anak Aiptu Joseph, Chyntia Mailangkay meminta agar Polda Sulut turun tangan mengusut kasus kematian ayahnya. Chyntia menyoroti pelaporannya di Polres Boltim belum membuahkan hasil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami keluarga melihat Polres Boltim terlalu lambat. Jadi kami keluarga mohon untuk anggota Polda yang langsung turun tangani kasus ini," harap Cynthia Mailangkay kepada detikcom, Sabtu (17/6/2023).
Chyntia meminta agar Polda Sulut membentuk tim khusus mengusut kasus ini. Pihak keluarga ingin mengetahui penyebab Aiptu Joseph hilang hingga belakangan ditemukan tewas.
"Keluarga minta kalau boleh Polda buat tim khusus tangani kasus ini, kan sudah sempat diviralkan," ujarnya.
Chyntia lantas menuding jika Polres Boltim sengaja mengulur proses penanganan kasus kematian ayahnya. Padahal kematian Aiptu Joseph dianggap ada kejanggalan.
"Yang meninggal ini purnawirawan polisi, masa sesama tapi seakan diperlambat seperti ini," imbuh Chyntia.
Pihaknya menginginkan agar pihak kepolisian bisa transparan dalam mengusut kasus tersebut. Chyntia tidak ingin kasus ini berlarut-larut tanpa kejelasan.
"Keluarga di sini minta untuk kasusnya ditangani lebih mendalam dan transparan. Karena kasus yang sudah terlalu lama, dan terlalu ditunda-tunda," tegasnya.
Keluarga Duga Aiptu Joseph Dibunuh
Pihak keluarga menduga Aiptu Joseph meninggal karena dibunuh. Awalnya, jasad Aiptu Joseph dibawa ke RS Bhayangkara hingga dipastikan jika itu jenazah keluarga yang sudah lama hilang.
"Nanti 10 Februari 2023 baru saya dan kakak saya diambil darah untuk tes DNA. Hasilnya keluar 99 persen itu kerangka ayah saya," kata imbuh kata Chyntia saat dikonfirmasi, Minggu (30/4) lalu.
Keluarga lalu meminta agar dilakukan autopsi. Berdasarkan hasil autopsi, ditemukan adanya luka di sejumlah tubuh korban baik di bagian kepala, leher dan rusuk.
"Pada 9 Maret 2023, hasil autopsi keluar. Ada keterangan dokter tindakan kekerasan, di bagian kepala kiri, leher, rusuk. Di situ berarti ada tindak kekerasan," paparnya.
Atas dasar hasil tersebut pihaknya lalu membuat laporan ke Polres Boltim, pada 10 Februari 2023. Namun hingga kini belum kunjung terungkap, sehingga mereka meminta kepolisian bertindak cepat.
Sementara Kapolres Boltim AKBP Sugeng Setyo Budhi enggan menjelaskan lebih jauh terkait penanganan kasus itu. Dia lantas melimpahkannya ke Kasat Reskrim Polres Boltim untuk memberi penjelasan.
"Hubungi Kasat Reskrim," singkat Sugeng saat dikonfirmasi terpisah, Sabtu (17/6).
(afs/sar)