Rektor Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Prof Ambo Asse mengingatkan mahasiswa tak membawa ego daerah di kampus. Hal ini buntut kasus pengeroyokan 2 mahasiswa yang dipicu adanya undangan perang untuk organisasi daerah (organda) tertentu.
"Kalau mengenai organda (organisasi daerah mahasiswa), kami tidak mau masuk ke situ. Kami dari awal, setelah saya ditugasi di sini jadi pimpinan Universitas Muhamadiyah Makassar, sedini mungkin saya menegaskan kepada mahasiswa mulai dari mahasiswa baru, penyambutan mahasiswa baru, saya mengatakan lepaskan baju yang lain dalam kampus ini yang ada dalam kampus ini adalah mahasiswa Universitas Muhamadiyah Makassar," ujar Ambo Asse kepada wartawan, Senin (12/6/2023).
Ambo Asse mengatakan lingkungan kampus semestinya dijadikan sebagai tempat yang damai. Menurutnya unsur kedaerahan tidak masalah ditonjolkan mahasiswa asalkan dilakukan di luar kampus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Supaya kita damai bersama semuanya, ya jangan pakai bajunya masing-masing. Dalam kampus ini satu baju. Tapi kalau di luar, ya silakan," terangnya.
Dia pun mengingatkan jika kedaerahan ditonjolkan di dalam kampus bisa memicu hal yang tidak diinginkan. Di sisi lain, Ambo Asse menyebut jika peristiwa pengeroyokan yang dialami dua mahasiswanya itu baru pertama kali terjadi semenjak dirinya menjabat sebagai rektor.
"Sebab kalau kita tonjolkan masing-masing daerah kita, itu yang bisa memicu sesuatu yang bisa terjadi. Dan Alhamdulillah kalau mengenai gerakan-gerakan kekerasan, selama kepemimpinan saya kurang lebih 3 tahun ini, barusan terjadi ini. Yang ada yang lalu-lalu, demo," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, satu mahasiswa pelaku pengeroyokan dua mahasiswa gegara spanduk undangan perang dikeluarkan (drop out). Pelaku dikeluarkan dari kampus berdasarkan rekomendasi Dewan Kehormatan Etik, dan Advokasi (DKEA) Unismuh Makassar.
Mahasiswa yang diberikan sanksi drop itu ialah Muhammad Riski Anugerah. Dia merupakan mahasiswa Program Studi (Prodi) Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
"Berdasarkan rekomendasi dewan kehormatan etik dan advokasi (DKEA) Unismuh Makassar, maka, satu, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar memutuskan untuk memberhentikan Muhammad Riski Anugerah sebagai mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar," kata Ambo Asse.
Ambo Asse menjelaskan keputusan yang sama juga akan diberikan kepada pelaku lainnya yang berstatus mahasiswa Unismuh. Hanya saja sanksi belum diberikan lantaran para pelaku masih dalam pengejaran polisi dan proses investigasi DKEA.
"Keputusan yang sama akan diberlakukan kepada pelaku lainnya yang berstatus mahasiswa Unismuh Makassar, namun proses investigasinya masih dilakukan oleh Dewan Kehormatan Etik dan Advokasi," bebernya.
Unismuh Serahkan Data Diri 4 Buron Pengeroyokan
Sebanyak 4 pelaku pengeroyokan 2 mahasiswa Unismuh Makassar yang telah teridentifikasi masih buron. Pihak kampus pun menyerahkan data-data mahasiswa tersebut kepada polisi untuk mempermudah pengejaran.
"Kami sudah dikasih foto, kami sudah dikasih nama panggilan, kemudian melalui sistem Simak yang ada di Universitas Muhammadiyah itu kurang dari 24 jam langsung kami temukan data-datanya lengkap alamat, nama, dan sebagainya, lalu kami serahkan kepada pihak penyidik," ungkap Ketua DKEA Unismuh Makassar Abd Kadir Adys kepada wartawan, Senin (12/6).
Kadir menyebut data-data itu sudah diserahkan hari ini kepada pihak kepolisian. Selanjutnya pihaknya sisa menunggu polisi menangkap para pelaku.
"Jadi tadi pagi saya ditelepon dan menyerahkan data-data itu untuk segera menangkap pelaku-pelaku yang lainnya," bebernya.
(asm/nvl)