Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) dan Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) terlibat tawuran. Polisi mengungkap tawuran bermula dari pemukulan seorang mahasiswa di depan kampus UNM Parangtambung.
Kapolrestabes Makassar Kombes Mokhamad Ngajib mengatakan tawuran antarmahasiswa itu terjadi di Kampus UNM Parangtambung, Jalan Mallengkeri Raya, Kelurahan Bontoduri, Kecamatan Tamalate, Makassar, Minggu (4/6) sekitar pukul 00.20 Wita. Salah seorang mahasiswa dipukuli oleh mahasiswa lain yang tidak diketahui dari fakultas mana.
"Dari kejadian salah seorang mahasiswa yang dipukul di depan kampus UNM Parangtambung, namun tidak mengetahui mahasiswa dari fakultas mana," kata Ngajib kepada detikSulsel, Senin (5/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ngajib menuturkan, setelah kejadian itu, mahasiswa FT yang baru saja tiba dari pengkaderan datang dengan menggunakan dua mobil bus. Saat mahasiswa FT masuk ke fakultasnya, mahasiswa FBS tiba-tiba melempar ke arah mahasiswa FT.
"Kemudian pada saat mahasiswa Fakultas Teknik masuk ke dalam kampus tiba-tiba dilempar oleh mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra yang sementara berada di depan fakultas," paparnya.
Tak terima mendapat lemparan tersebut, mahasiswa FT lantas menuju FBS dan langsung melakukan penyerangan menggunakan batu dan busur.
"Tidak lama kemudian, terdengar suara teriakan dan melihat mahasiswa Fakultas Teknik sudah menuju ke arah Fakultas Bahasa dan Sastra, dan langsung melakukan penyerangan dengan menggunakan batu dan busur," lanjut Ngajib.
Polisi yang mendapat laporan terkait tawuran antarfakultas tersebut kemudian mendatangi lokasi kejadian. Situasi pun langsung kondusif.
"Peristiwa tawuran antar fakultas bisa diatasi oleh pihak kepolisian dan situasi aman dan kondusif," pungkasnya.
Peralatan Seni di FBS Dibakar
Sebelumnya, Dekan FBS Prof Anshari mengatakan peristiwa tersebut membuat sejumlah fasilitas kampus rusak. Kerugian pun ditaksir mencapai Rp 40 juta.
"Yang rusak itu peralatan-peralatan seni seperti gitar, ada gendang dan sound system. Kemudian ada beberapa jendela kantor fakultas yang pecah itu aja. Mungkin diperkirakan sekitar mungkin Rp 40 juta," ujarnya.
Anshari mengemukakan, aparat kepolisian langsung datang ke lokasi setelah insiden itu terjadi. Pihaknya menyerahkan sepenuhnya kasus ini ke pihak berwajib untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Sedang dalam penyelidikan polisi, kemarin setelah kejadian sesudah subuh itu sudah ada Inafis yang sudah mengidentifikasi mengolah TKP," imbuhnya.
(afs/asm)