Gadis ABG berusia 15 tahun yang diduga jadi korban pemerkosaan oknum Brimob berinisial HST dan 10 pria lainnya di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng) akan menjalani operasi. Tindakan medis itu dilakukan untuk mengangkat tumor di rahim korban.
"Iya besok dilakukan operasi. Intinya dokter tidak akan melakukan secepat ini operasi kalau tidak ada yang kritis," ujar pendamping hukum korban dari UPT DP3A Sulteng, Salma kepada detikcom, Selasa (30/5/2023).
Salma mengatakan korban akan menjalani operasi di RSUD Undata Palu pada Rabu (31/5) besok. Pihaknya saat ini tengah mendampingi keluarga korban untuk membaca dokumen yang harus disetujui sebelum tindakan medis itu dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia memastikan adanya gumpalan diduga tumor di rahim korban. Hal itu usai korban melalukan serangkaian pemeriksaan CT scan.
"Iya intinya ada keganasan. Bisa jadi itu tumor karena memang kemarin terdeteksi ada gumpalan. Garis besar (pemeriksaan) ditemukan situasi reproduksinya betul-betul tidak baik," bebernya.
Kendati begitu, pihaknya belum memastikan apakah rahim korban juga akan diangkat dalam operasi tersebut. Hal itu karena pihak keluarga masih menunggu hasil CT scan lanjutan dari RS Bhayangkara Palu.
"Itu yang belum kami pastikan. Jadi ini lagi menjemput hasil pemeriksaan jadi kepastiannya sebentar. Tim dokter yang akan melakukan operasi besok akan membaca dulu hasil CT scan dari rumah sakit Bhayangkara. Apakah akan dilakukan pengangkatan rahim atau (hanya) dilakukan pengangkatan tumor. Itu yang baru akan kami pastikan sebentar," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, pemerkosaan terjadi saat korban menjadi relawan banjir pada 2022 lalu di Desa Torue, Kecamatan Torue, Parimo . Saat itu korban bersama kawan komunitasnya mengantar bantuan dari kampungnya di Poso.
"(Korban) pergi dengan kawan-kawan komunitas, temannya di Poso. Dia (korban) membawa bantuan banjir Torue (di Parimo)," ujar Salma kepada detikcom, Senin (29/5).
Menurut Salma, banjir di Desa Torue memang parah hingga memakan korban jiwa. Korban bersama teman komunitasnya kemudian mengantar bantuan ke lokasi.
"Banjir Torue (di Parimo) itu parah karena sudah ada korban jiwa dan banjir bandang ya waktu itu kalau tidak salah tahun lalu," bebernya.
(ata/asm)