Fakta-fakta Santri 'Patah Pensil' Bakar Sekolah Tahfiz Al-Qur'an di Makassar

Kota Makassar

Fakta-fakta Santri 'Patah Pensil' Bakar Sekolah Tahfiz Al-Qur'an di Makassar

Ihksan Bayu Aji Saputra - detikSulsel
Jumat, 26 Mei 2023 08:20 WIB
Sekolah Tahfidzul Quran (STQ) Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) kebakaran.
Foto: Sekolah Tahfidzul Qur'an (STQ) Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) kebakaran. (Ihksan Bayu Aji Saputra/detikSulsel)
Makassar -

Warga di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) dibuat geger dengan ulah patah pensil tiga santri membakar Sekolah Tahfidzul Qur'an Markaz Hijrah Indonesia di kawasan Hertasning. Ketiga pelaku nekat membakar sekolah mereka karena jenuh dibatasi untuk keluar dari asrama.

Istilah patah pensil bisa bermakna seseorang yang tidak berpikir panjang dalam bertindak atau seseorang bertindak spontan terhadap sesuatu tanpa banyak berpikir.

Dirangkum detikSulsel, Jumat (26/5/2023), berikut fakta-fakta santri bakar Sekolah Tahfiz Al-Qur'an di Makassar:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Kebakaran Sekolah Tahfiz

Kasus ini berawal saat gedung Sekolah Tahfidzul Qur'an Markaz Hijrah Indonesia di Kawasan Hertasning tersebut mengalami kebakaran hebat pada Kamis (18/5) malam. Api awalnya berasal dari dalam gedung sekolah.

Selanjutnya api merembet ke bagian atap gedung. Petugas yang datang ke lokasi langsung mendobrak pintu untuk menerobos ke titik api.

ADVERTISEMENT

Butuh sekitar 5 menit petugas untuk membuka paksa pintu gedung tersebut. Petugas pun langsung menyemprotkan air ke arah titik utama kebakaran.

Terlihat pula atap gedung mulai berjatuhan akibat dilalap api. Kondisi itu membuat petugas hanya berani menyemprotkan air dari depan pintu gedung.

2. Petugas Evakuasi 11 Orang

Kebakaran Sekolah Tahfidzul Qur'an Markaz Hijrah Indonesia dapat dipadamkan setelah Damkar Makassar menerjunkan sekitar 11 armada. Kendati padam, seluruh perabotan sekolah hangus terbakar.

Kadis Damkar Makassar Hasanuddin mengatakan pihaknya juga mengevakuasi 11 penghuni yang menetap di dalam sekolah. Proses evakuasi petugas berjalan lancar atas bantuan warga sekitar.

"Saya kira di dalam ludes terbakar semua ruangan, Alhamdulillah penghuninya dievakuasi," kata Hasanuddin pada Kamis (18/5) malam.

"Tidak ada korban. Semua penghuni dievakuasi, ada 11 (penghuni)," kata Hasanuddin.

3. Polisi Turun Tangan

Polisi langsung turun tangan melakukan penyelidikan terhadap peristiwa kebakaran itu. Penyelidikan dilakukan setelah polisi menerima informasi bahwa kebakaran pada Kamis (18/5) tersebut bukan yang pertama kalinya terjadi.

"Kalau kita lihat dari beberapa kejadian ini sudah ke-3 kali (kebakaran)," ujar Kapolrestabes Makassar Kombes Mokhamad Ngajib kepada detikSulsel, Jumat (19/5).

Kebakaran pertama terjadi di bagian dapur sekitar April 2023. Kemudian kebakaran yang kedua terjadi pada 17 Mei 2023.

"Yang ketiga tadi malam di bagian dalam ruangan," ungkap Ngajib.

Simak di halaman berikutnya: 3 Santri Jadi Tersangka....

4. Polisi Tetapkan 3 Santri Jadi Tersangka

Polisi mengungkap Sekolah Tahfidzul Qur'an Markaz Hijrah Indonesia sengaja dibakar. Ketiga santri tersebut langsung ditetapkan tersangka.

"Dari hasil penyidikan diperoleh fakta bahwa ada 3 pelaku yang melakukan pembakaran terhadap barang yang ada di dalam rumah (sekolah) tersebut," ujar Kombes Ngajib, Kamis (25/5).

Ketiga orang tersebut masing-masing berinisial MH (17), MF (16) dan MA (17). Mereka langsung diamankan dan ditahan penyidik usai terbukti melakukan pembakaran.

"3 orang ini adalah santri dari Sekolah Tahfizul Quran," kata Ngajib.

Ketiga tersangka dijerat Pasal 187 dan atau 188 KUHPidana, Pasal 55, 56, Pasal 64 KHUPidana dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.

"3 Pelaku itu telah melakukan tindak pidana dengan sengaja atau karena lalainya yang menimbulkan membahayakan bagi barang atau bagi nyawa orang," katanya.

5. Tiga Santri Ngaku Jenuh

Polisi mengatakan tiga santri itu nekat membakar sekolah mereka sendiri karena jenuh dibatasi keluar asrama. Ketiganya juga terungkap merencanakan pembakaran.

"Anak yang sebagai pelaku melakukan pembakaran karena merasa jenuh karena dibatasi untuk keluar asrama," ujar Kombes Ngajib kepada wartawan, Kamis (25/5).

Ketiganya sudah merencanakan melakukan aksi pembakaran agar dapat keluar dari sekolah tahfiz Quran. Ketiga pelaku merupakan warga Makassar dan sudah selama 2 tahun menimba ilmu Alquran di tempat itu.

"Kalau melihat hasil pemeriksaan itu memang sudah direncanakan, karena rasa jenuh karena tidak diperbolehkan untuk keluar," tuturnya.

"Dari Kecamatan Manggala, Tamalanrea, Rappocini, sudah 2 tahunan lebih tinggal di situ," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(hmw/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads