Geramnya Susi Pudjiastuti gegara KKB Papua Sandera Pilotnya-Minta Bom ke TNI

Geramnya Susi Pudjiastuti gegara KKB Papua Sandera Pilotnya-Minta Bom ke TNI

Andi Nur Isman - detikSulsel
Senin, 08 Mei 2023 06:45 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti saat menggelar konferensi pres terkait penanggan illegal fishing dan transparasi data perijinan kapal di ruang rapat minabahari, Kementrian Kelautam dan Perikanan, Jakarta, Jumat, (31/10/2014). Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menyayangkan potensi kelautan Indonesia justru berbalik merugikan negara.
Susi Pudjiastuti. Foto: Agung Pambudhy
Makassar -

Pemilik Susi Air, Susi Pudjiastuti geram dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang tak kunjung membebaskan pilotnya, Philip Mark Mehrtens. Susi bahkan mengaku akan meminta bom jika diminta menyelamatkan sang pilot.

Hal itu diungkapkan Susi saat berbicara dengan pendeta Karel Phil Erari melalui sambungan telepon hingga rekaman percakapannya beredar di media sosial. Dalam rekaman percakapan itu, pendeta Karel Phil awalnya meminta Susi untuk menyampaikan pesan ke Presiden Joko Widodo.

"Sampaikan pesan kepada Jokowi, untuk pertama tarik semua pasukan non-organik dari Papua, tarik semua," ujar Karel Phil Erari dalam rekaman suara tersebut, dikutip Minggu (7/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan saya minta supaya pimpinan gereja di pedalaman itu harus bertindak. Saya akan dampingi mereka untuk kita bertindak bicara dengan Egianus Kogoya dan teman-teman yang di situ untuk harus lepaskan Philip Mehrtens," lanjutnya.

Susi kemudian menimpali Karel Phil Erari. Dia menyinggung soal aparat yang turun melakukan evakuasi terhadap pilotnya yang masih disandera KKB Egianus Kogoya.

ADVERTISEMENT

"Tapi TNI ditarik semua. Kemarin TNI yang datang itu nunggu untuk mengevakuasi Phil, bukan untuk menyerang KKB. Jadi tim Kopassus itu bukan untuk menyerang KKB, untuk mengevakuasi kalau tim Catenz sudah jadi negosiasi," kata Susi.

Lebih lanjut, Susi mempertanyakan mengapa KKB menembaki pasukan yang hendak melakukan evakuasi terhadap pilotnya. Dia mengaku marah dengan ulah KKB itu.

"Kenapa mereka tembaki pasukan yang mau evakuasi, saya marah. Saya kemarin sampaikan kepada Pak Bishob juga, saya sangat sabar, saya sudah hampir 20 tahun terbang di Papua, saya bantu masyarakat. Tolong tanya di (Distrik) Mamit, saya kasih obat-obatan, tangan saya cuci luka orang-orang, anak-anak Papua. Saya marah," tegas Susi.

Selain itu, Susi juga menyampaikan keinginannya jika dirinya turun tangan menyelamatkan pilotnya. Susi mengaku akan meminta bom kepada TNI.

"Kalau Pak Bishop tanya saya, saya mau apa, kalau saya suruh turun menyelamatkan pilot saya sendiri, saya akan minta bom sama TNI. Saya bom semua sendiri, saya marah," ujarnya.

TNI-Polri Evaluasi Penyelamatan Pilot Susi Air

TNI-Polri akan melakukan evaluasi operasi penyelamatan Pilot Susi Air Capt Philip Mark Merthens yang masih disandera KKB Egianus Kogoya. Aparat juga mengedepankan langkah lain di luar upaya negosiasi yang selama ini coba dijalankan.

"Banyak hal yang sudah kita capai dan tentu juga banyak hal yang perlu kita evaluasi untuk pelaksanaan tugas khususnya untuk penanganan penyanderaan pilot di Distrik Paro," kata Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri kepada wartawan, Minggu (30/4).

Mathius juga menyinggung bahwa TNI dan Polri sudah membagi tugas dalam menyelamatkan pilot Susi Air. Polisi akan melakukan negosiasi, sedangkan TNI membantu kepolisian melakukan penegakan hukum.

"Saya melakukan tugas-tugas negosiator dalam rangka negosiasi guna mendapatkan kembali Capt Philip. Lalu Pangdam membantu kami dan Tim Damai Cartenz dalam menyiapkan langkah-langkah penegakan hukumnya," paparnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Mathius juga mengaku pihaknya sudah mengundang kembali Bupati Nduga dan Kapolres Nduga mengingat waktu negosiasi sudah cukup lama diberikan. Dalam pertemuan terbarunya banyak membahas tentang sejauh mana upaya negosiasi dalam rangka menyelamatkan pilot.

"Dari pembahasan ini nantinya saya akan ketemu dengan Pangkogabwilhan, guna menyiapkan langkah-langkah strategis dari hasil evaluasi saya dengan Satgas Damai Cartenz dan Bupati Nduga," katanya.

"Saya sudah sampaikan sebelumnya di Jayapura, bahwa negosiasi itu sudah berjalan cukup lama. Sudah memakan waktu hampir 3 bulan. Tentu perlu langkah-langkah lain yang akan kita lakukan," tandasnya.

4 Prajurit TNI Gugur

Diketahui, pesawat pilatus PK-BVY milik maskapai Susi Air dibakar oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya pada Selasa (7/2). Sejak saat itu pula pilot Capt Philip Mark Mehrtens disandera KKB.

Dalam proses penyelamatan, KKB melancarkan serangan kepada aparat hingga 4 prajurit TNI gugur di Nduga, Papua Pegunungan. Empat prajurit itu adalah Pratu Miftahul Arifin, Pratu I, Pratu K, dan Prada S.

"Tim Gabungan TNI Polri berhasil menemukan 4 prajurit TNI termasuk di dalamnya Pratu Miftahul Arifin yang dalam proses pencarian dengan kondisi meninggal dunia," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Inf Herman Taryaman kepada detikcom, Rabu (19/4).

Halaman 2 dari 2
(asm/ata)

Hide Ads