"Memang sering kejadian begitu, diteror bahkan kiosnya dibakar 2 kali sebelum kejadian ini terjadi," kata Esra kepada detikSulsel, Rabu (3/5/2023).
Esra mengatakan suaminya bekerja sebagai konsultan namun membuka kios campuran di Jalan Statistik, Distrik Dekai, Yahukimo. Dia menuturkan kios suaminya yang pertama dibakar lalu dibangun kembali dan dibakar lagi oleh orang tidak dikenal (OTK).
"Dia memang jual-jualan juga di sana seperti campuran begitu. Saat pertama kali buka kios itu dibakar orang, terus buka lagi dibakar lagi. Ini sudah 3 kalinya terjadi," ungkapnya.
Sementara itu adik korban, Yulius menuturkan kakaknya dibunuh atas laporan warga yang datang membeli di kiosnya. Saat itu kata dia, warga tersebut melihat isi kios berantakan, kemudian menemukan bercak darah di lantai.
"Kalau bisa dibilang saya yang paling terpukul karena tidak bisa menyelamatkan kakak saya. Jarak rumah saya sekitar 300 meter dari kios, saya baru ketahui saat ada warga yang tanya saya. Pembeli yang lihat isi kios berantakan dan ada darah di lantai," ucapnya.
Dia juga menambahkan, kelompok kriminal memang sering datang ke kios korban untuk membeli kebutuhan. Namun jika tidak diberi pinjaman biasanya kelompok tersebut mengancam membunuh dengan senjata tajam.
"Biasa memang, kalau tidak di kasi hutang mereka marah dan mengancam dibunuh dengan parang," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, jenazah Yonatan Arruan diterbangkan dari Jayapura ke Bandara Hasanuddin Makassar pada Selasa (2/5) kemarin. Jenazahnya tiba di rumah duka di Desa Kayuosing, Kecamatan Rembon, Tana Toraja sekitar pukul 10.00 Wita, Rabu (3/5).
Yonatan Arruan bersama rekannya Asri Obet (53) diduga tewas dibunuh simpatisan KKB. Insiden itu terjadi di Jalan Statistik, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo pada Minggu (30/4) sekitar pukul 10.00 WIT.
(hsr/sar)