Keluarga Yonatan Arruan (45), warga Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang menjadi korban pembunuhan di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan meminta pelaku dihukum mati. Istri korban menilai aksi pembunuhan yang diduga dilakukan simpatisan kelompok kriminal bersenjata (KKB) terhadap suaminya sangat keji.
"Saya tidak terima suami saya diperlakukan keji seperti itu. Polisi harus segera menangkap semua pelaku dan hukum mati, itu setimpal," kata istri korban, Esra Tendek Allo kepada detikSulsel, Rabu (3/5/2023).
Esra mengungkapkan, Yonatan selalu memberi kabar setiap sepekan sekali kepada keluarga sehabis melakukan ibadah di Gereja. Baru kali ini kata dia, Yonatan tidak memberikan kabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya bapak selalu menelepon setiap hari Minggu, mengingatkan saya dan anak-anak untuk ke Gereja. Tapi kemarin tidak ada, ternyata suami saya sudah dibunuh," ungkapnya sambil menangis histeris.
Menurutnya, Yonatan selama 11 tahun mencari nafkah untuk dirinya dan 3 anaknya di Papua, selama itu juga suaminya mengabdikan diri memberikan pelayanan di Gereja. Hal ini membuat Esra tidak menerima suaminya dibunuh oleh pelaku yang diduga simpatisan KKB.
"Selama di sana dia (korban) tidak pernah bermusuhan atau berselisih dengan warga setempat. Dia dikenal di semua pendeta-pendeta yang ada di sana, karena sering melakukan pelayanan di Gereja, makanya saya tidak terima suami saya dibunuh," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, jenazah Yonatan Arruan diterbangkan dari Jayapura ke Bandara Hasanuddin Makassar pada Selasa (2/5) kemarin. Jenazahnya tiba di rumah duka di Desa Kayuosing, Kecamatan Rembon, Tana Toraja sekitar pukul 10.00 Wita, Rabu (3/5).
Yonatan Arruan bersama rekannya Asri Obet (53) diduga tewas dibunuh simpatisan KKB. Insiden itu terjadi di Jalan Statistik, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo pada Minggu (30/4) sekitar pukul 10.00 WIT.
(sar/hsr)