Kapolsek Mangarabombang, Takalar, Iptu Sarro Mappa membantah tuduhan menganiaya buruh tani, Saparuddin hingga kepalanya sobek. Iptu Sarro Mappa menyebut luka di kepala korban akibat terjatuh dari sepeda motor saat mengangkut gabah.
"Ini laporan tidak benar karena orang ini luka bukan karena dipukul atau dianiaya tapi ini orang luka karena kecelakaan jatuh turun di saluran tersier pengairan," ujar Iptu Sarro Mappa kepada detikSulsel, Rabu (5/4/2023).
"Pada saat membonceng gabah dan pada saat itu (terjatuh di pengairan) bagian muka dan dahinya yang langsung berbenturan dengan batu sehingga pada bagian dahi terluka," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iptu Sarro mengungkapkan banyak pihak yang bersedia bersaksi bahwa dirinya tidak melakukan penganiayaan. Mereka yang mau bersaksi ialah orang-orang yang menolong Saparuddin usai terjatuh dari motor.
"Bahkan pamannya sendiri waktu di konfirmasi mengatakan yang bersangkutan itu luka karena jatuh," sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, Iptu Sarro Mappa dilaporkan ke polisi atas tuduhan menganiaya buruh tani bernama Saparuddin. Hal itu diungkapkan oleh pengacara Saparuddin, Sya'ban Sartono.
"Luka di bibir bagian bawah sama di jidatnya, dahi itu sobek 4 jahitan yang itu benturan motor karena ia ditendang," kata Sya'ban Sartono kepada detikSulsel, Rabu (5/4).
Sya'ban mengatakan Saparuddin merupakan buruh tani yang dipekerjakan oleh Iptu Sarro. Dugaan penganiayaan bermula saat Saparuddin membawa gabah milik Iptu Sarro di Desa Bontomanai, Kecamatan Mangarabombang, Takalar, Minggu (2/4) sekitar pukul 11.30 Wita.
Menurutnya, Saparuddin dipukul pada bagian mulut. Iptu Sarro juga dituding menendang Saparuddin hingga terjatuh dan kepalanya mengenai sepeda motor.
"Jadi dipukul pakai tangan kosong kemudian dipukul mulutnya delapan kali kemudian ditendang terus jatuh, bangun ditendang lagi, kemudian dia jatuh ditendang lagi akhirnya dia ditendang terus terlempar kena motor," ujarnya.
(hmw/asm)