Siswa SMAN 11 Makassar Dikeroyok hingga Bonyok, Ortu Harap Pelaku Ditangkap

Kota Makassar

Siswa SMAN 11 Makassar Dikeroyok hingga Bonyok, Ortu Harap Pelaku Ditangkap

Reinhard Soplantila - detikSulsel
Senin, 20 Mar 2023 09:21 WIB
Ilustrasi penganiayaan (dok detikcom)
Foto: Ilustrasi pengeroyokan (dok detikcom)
Makassar -

Siswa SMAN 11 Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) berinisial GP (17) dikeroyok hingga bonyok di sekolahnya. Orang tua (ortu) GP, Idiamin Sartian berharap para pelaku ditangkap dan diproses hukum.

"Proses yang kami harapkan semua pihak yang bertanggung jawab dapat diproses secara hukum, karena ini di lingkungan sekolah dan disaksikan oleh para guru," ujar Idiamin kepada detikSulsel, Minggu (19/3/2023) malam.

GP dikeroyok di lingkungan sekolahnya di Jalan Andi Mappaodang, Makassar pada Jumat (17/3). Sebelum dikeroyok, korban juga awalnya mengalami pemukulan di hari yang sama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Idiamin mengatakan anaknya awalnya melihat seorang temannya dipukuli oleh sesama pelajar dan melaporkan kejadian itu ke pihak guru. Saat jam pulang sekolah, GP dan temannya kembali dipukul oleh seniornya.

"Kronologis awalnya saya punya anak jam 9 pagi itu sudah melaporkan ke guru akan terjadi pemukulan oleh kelas tiga sekitar jam 11 selesai mata pelajaran saya punya anak pulang itu dia lihat temannya dipukul kemudian dia dipanggil tapi tidak datang dia didekati oleh seniornya setelah itu dia dipukuli dua kali dia kabur lari," jelas Idiamin.

ADVERTISEMENT

Lanjut Idiamin, anaknya yang lari berusaha mencari jalan lain untuk pulang. Namun para pelaku kembali mendapatinya dan langsung melakukan pengeroyokan tak jauh dari ruang guru.

"Setelah itu dia mau cari jalan pulang kembali ke jalan tadi, lewat di kelas tiga dan ruang guru itu di situ dia dipukuli beramai-ramai sampai terseret diinjak-injak," terangnya.

Idiamin mengaku telah melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Tamalate dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Dari keterangan korban, penganiayaan itu dilakukan sebagai bentuk tradisi kekerasan Kelas XII dan X untuk memukuli siswa Kelas XI.

"Itu sebenarnya tidak ada permasalahan tapi di sekolah itu ada tradisi ganjil genap, ganjil itu artinya angkatan jadi contoh dia itu kelas tiga bersama kelas satu memukul kelas dua. Pada saat kelas dua naik ke kelas tiga bergabung lagi dengan kelas satu memukul kelas dua dan tradisi itu sudah berlangsung lama," ungkap Idiamin.

Idiamin menuding pihak sekolah membiarkan tradisi kekerasan itu terus berulang.

"Terkesan (pihak sekolah) kayak membiarkan kasus ini berulang itu," ucapnya.

Idiamin menambahkan anaknya mengalami trauma mendalam akibat pengeroyokan itu. Bahkan terdapat sejumlah luka lebam di sejumlah tubuhnya.

"Lukanya paling keras di belakang sini, di rusuk, di kaki itu lebam-lebam kemarin itu mukanya juga orang di sini dibilang bonyok," katanya.

Diberitakan sebelumnya, siswa SMAN 11 Makassar berinisial GP menjadi korban pengeroyokan di sekolahnya. Polisi telah menerima laporan terkait kasus kekerasan tersebut.

"(Laporan) sudah (diterima), sudah ditangani, kemudian sementara dicari para pelaku-pelakunya, kita sudah mengarah ke sana. Kalau saya liat, pelakunya internal juga mereka ini," kata Kapolsek Tamalate Kompol Irwan Tahir kepada detikSulsel Minggu (19/3).

Irwan mengaku telah mendatangi sekolah tersebut dan stakeholder lainnya untuk mengonfirmasi laporan yang diterimanya.

"Itu masih dikembangkan, kemarin saya sudah panggil kepala sekolahnya dengan beberapa guru di sekolah dan saya datangi juga sekolahnya langsung," katanya.




(hsr/hsr)

Hide Ads