Sebuah rekaman suara diduga pelaku pemerkosaan siswi kelas 3 SMP di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) beredar di media sosial. Polisi kini menyelidiki rekaman tersebut dan telah mencurigai satu terduga pelaku.
Kasat Reskrim Polres Bone AKP Boby Rachman membenarkan soal adanya rekaman suara yang beredar. Pihaknya mengaku akan mendalami rekaman tersebut.
"Ada rekaman yang beredar itu. Nanti kami akan telusuri," kata Boby kepada detikSulsel, Selasa (21/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Boby, memang sudah ada satu orang yang dicurigai sebagai pelaku yang memperkosa korban. Hanya saja pihaknya masih akan mendalaminya melalui pemeriksaan saksi-saksi dan hasil visum.
"Tapi ini nanti perkembangan penyelidikan. Tunggu saja setelah kami semua periksa saksi, dokter yang menangani, hasil visum dan rekam mediknya," sebutnya.
Diketahui, dalam rekaman suara berdurasi 6 detik yang beredar, terdengar suara pria berbicara dalam bahasa Bugis. Pria tersebut menyinggung soal dirinya tersangka atau pelaku.
"Na iya tersangka kerodo. Mateni, gentayangang ammengngi (Saya tersangka di situ, mati aku, nanti korban gentayangan)," ucap suara seorang laki-laki sambil tertawa.
Korban Diduga Alami Kekerasan Seksual
Siswi kelas 3 SMP di Bone menjadi korban pemerkosaan yang diduga dilakukan oleh rekan sekolahnya hingga meninggal. Polisi masih terus mendalami kasus tersebut.
Peristiwa itu diperkirakan terjadi pada akhir bulan Januari 2023 lalu. Korban diduga mengalami kerasan seksual yang diduga dilakukan oleh teman dekat korban.
"Kejadian tersebut diduga terjadi di akhir Januari. Diduga dilakukan di salah satu rumah kosong yang tidak jauh dari tempat korban bersekolah yang terletak di Kelurahan Ujang Tanah, Kecamatan Cenrana," kata Kepala Divisi Advokasi LBH Makassar Ridwan kepada detikSulsel, Senin (20/2).
Menurut Ridwan, awalnya keluarga korban tidak mengetahui hal tersebut. Namun korban mengalami deman tinggi dan merasa sakit pada kemaluannya.
"Pihak keluarga menanyakan apa yang telah terjadi pada diri korban, tetapi korban tidak mau bicara dan merasa ketakutan. Korban hanya menyebut nama terduga pelaku inisial AM, namun dia tidak menjelaskan mengenai perbuatan terduga pelaku terhadap dirinya," sebutnya.
Tanggapan KPAI di halaman selanjutnya.
KPAI Minta Polisi Tangkap Pelaku
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) turut memberi perhatian kasus siswi SMP Bone diperkosa hingga akhirnya meninggal. KPAI meminta agar pelaku ditangkap.
"Sangat prihatin. Polisi harus optimalkan saksi dan usut tuntas pelaku. Termasuk adakah laporan nakes sebelum meninggal," ucap Ketua KPAI Ai Maryati Solihah, dilansir detikNews, Senin (20/2).
Korban meninggal sebelum diperiksa oleh polisi. Ai Maryati meminta agar polisi mengoptimalkan saksi-saksi.
"Laporan tenaga kesehatan sangat penting saat merawat anak. Informasi orang tua, dan saksi-saksi kunci terakhir dia main atau sekolah," katanya.
AI harap polisi mengungkap kasus ini dengan cepat. "Kita harus ambil pelajaran berharga. Tidak ada yang boleh luput dari kejahatan ini," ucapnya.